Selasa, 28 Juni 2016

Mencapai Kenikmatan Sex Saat Casting

 Mencapai Kenikmatan Sex Saat Casting

 

Cerita Dewasa -Semalam Jakarta baru saja diguyur hujan dan suasana pagi ini masih sejuk dan segar , aku bangun masih mengenakan kaos oblong dan celana pendek terlihat lekukan pinggangku dan pantatku yang semok sangat menggiurkan kemudian aku berjalan ke teras depan , ternyata sudah diantari Koran yang berada di pagar langsung kuambil surat kabar tersebut.

Cerita Panas -aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

Cerita Sex -Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.
Aku bisa diterima apa nggak ya? Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.

Agen Judi Bola -Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. Pakai baju apa ya enaknya?batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama **** (edited) Agency Photo Studio & Modelling.

Menerima anggota baru. Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku.

Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.

Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias you can see,dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar.

Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.
Lolita dipersilakan masuk ke dalam.

Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
Kenalkan aku Hendry, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Lolita, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.

Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Hendry, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, dont be shy! kata Hendry sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya.

Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Hendry belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.
Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!

Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Hendry sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.
Wah! Ini sih mulai kelewatan!
Ayolah, jangan malu-malu!

Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.
Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Hendry tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini.

Namun Hendry tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Hendry, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.

Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.
Aku membalikkan tubuh menghadap Hendry. Hendry menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Hendry terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun.

Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Hendry menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.

Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat, kata Hendry sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Hendry menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.

Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini, kata Hendry sambil mencolek belahan payudaraku.
Nah, sudah selesai sekarang. Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
Jadi saya sudah boleh keluar?tanyaku.
Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!
Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
Santi! Hendry memanggil seseorang.

Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.
Nah, sekarang coba kamu lihat, Lolita. Santi ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri.

Kalo kamu ingin berhasil seperti Santi, kamu harus berani seperti dia, Han, kata Hendry sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

Baiklah, tapi kali ini aja ya, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas.
Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Santi menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Santi dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku.

Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Santi berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Santi berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah.

Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Santi lagi, melainkan Hendry yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Santi sudah ke mana perginya.

Jangan, Pak! Jangan! Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Hendry lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
Kamu memang benar-benar cantik, Lolita, kata Hendry sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.

Tiba-tiba dengan kasar, Hendry mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Hendry memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya.

Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Hendry menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Hendry mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan.

Mulut Hendry dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Hendry mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.

Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Hendry terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Hendry terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Hendry.

Hendry mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka.

Batang kemaluan Hendry akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Hendry yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika kepala meriam itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Hendry lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Hendry. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.

Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Hendry berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!

Kantor Kenikmatan Sex

 Kantor Kenikmatan Sex

 

Cerita Dewasa -Kisah ini jika ada kesamaan antara pembaca mungkin hanya kebetulan saja, saat ini aku sudah bekerja dan masih menjadi cowok single diruangan aku dengan cewek yang mempunyai paras cantik, dia pintar sekaligus seksi, apabila dekat dengannya adekku yang didalam celana selalu dibuatnya berdiri karena aku sering berkhayal ngetot dengan dia. Tau dari temannya katanya dia suka akan seks.

Cerita Panas -Hampir tiap hari dia bermain seks dengan cowok yang disenanginya, bahkan saya sendiri sering diajak bermain dengan dia.

Cerita Sex -Disamping saya senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, saya juga tidak berani menolak perintahnya. Pokoknya asal ibu senang. Dan saya dijanjikan naik pangkat, dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

Agen Judi Bola -Dia orangnya cantik, meskipun umurnya jauh di atas umur saya. Karena dia selalu suka memakai rok ’super’ mini warna putih transparan, maka saya tahu kalau dia tiap hari tidak pernah memakai celana dalam.

Yang saya heran, ketika dia ada di luar ruang kerja, dia selalu memakai rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tetapi ketika ada di ruang kerja kami, dia selalu memakai rok ’super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan, dia selalu minta tolong saya yang mengurusnya.

Meja kerjanya berada persis di depan meja kerja saya, jadi saya bisa melihat apa yang dikerjakannya. Tiap menit dia selalu memancing nafsu saya. Dia sering pura-pura lihat suasana di luar jendela, padahal dia ingin memperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu.

Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja saya sambil mendekati saya, terus dia menundukkan kepalanya, lalu yah terlihat jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri.

Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan pena di lantai, terus dia jongkok membelakangi saya. Ketika dia menunduk, roknya tersingkap ke atas, jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan kemaluannya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

Ketika dia sudah mengambil penanya, eh.. dijatuhkannya lagi, terus nungging lagi. Lagi-lagi dia goyangkan pantatnya maju-mundur, bawah-atas. Lalu dia merenggangkan kakinya, sehingga kemaluannya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya.

Hingga saya tidak tahan akan kelakuannya itu. Langsung saja saya mendekatinya, terus saya raba-raba kemaluannya. Dan ternyata, ohh.. dia menikmati sentuhan-sentuhan yang saya berikan.
Saat ini saya bekerja dengan lidah saya. Saya jilati sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah. Tidak sampai dua menit sudah tampak ada cairan bening di liang senggamanya. Karena kejantanan saya sudah tidak tahan, lalu saya masukkan batang kemaluan saya ke liang kewanitaannya.

Dia mendesis, meronta, mengerang nikmat (3M), demikian juga saya. Hangat dan lembab saya rasakan di sekitar kemaluannya yang ranum itu.
Lalu saya mulai goyang kiri dan kanan, maju-mundur dan kadang-kadang saya putar. Dia benar-benar hebat dalam merangsang birahi saya. Setelah saya agak pasif dalam gerakan yang saya lakukan karena sudah hampir terasa menuju klimaksnya, dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

Sementara saya semakin berat menahan orgasme, akhirnya, “Bu boleh keluarin di dalam..?” kata saya meminta persetujuannya.
“Boleh aja sayang, emang sudah hampir, ya..?” katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.

“Ya, Bu..” kata saya sambil meringis menahan nikmatnya permainan kami.
“Kita sama-sama ya, hmm.. ohh..” desisnya.
Dengan sisa tenaga yang ada, saya menggoyangkan lagi tubuh saya sampai terasa enak, karena orgasme saya sudah sampai ke dekat pintu helm “NAZI” saya. Lalu saya peluk dia dari belakang sambil saya remas dadanya.
Dan, “Cret.. cret.. cret cret..” air mani saya muncrat di dalam lubang senggamanya.
Dan dia pun merintih, “Ohh yes..!” dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang, rupanya dia klimaks juga.

Dengan kemaluan kami yang masih bersatu, saya tetap memeluk dia dari belakang. Dia tersenyum puas, lalu melumat bibir saya. Dia bilang batang kemaluan saya enak sekali dan dia kangen kalau tidak dimasuki kemaluan saya sehari saja.

Tidak lama dengan posisi itu, saya kemudian memeluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil merintih, “Akhh.. akhhgg..” dan lalu di dinding kewanitaannya saya berikan rasa hangat karena semprotan sperma saya tadi.

Tidak ada tandingan rasa enak yang lain yang dirasakannya saat itu kata dia, tapi dia harus buru-buru merapikan baju dan mencuci kemaluannya. Setelah permainan itu lemas sekali tubuh saya dan tidak bisa kerja lagi.

Soalnya sambil berdiri sih. Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur, jangan dibilang lagi dech, bisa-bisa di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

Malamnya saya diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, saya ajak dia pulang. Dia saya tuntun ke mobil, karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan saya mengantarkan ke apartemennya.

Saya bingung, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya sendiri, mengapa kesini. Saya mengantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, saya sempat beristirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri saya untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam, tetapi tubuhnya jatuh ke dalam pelukan saya, sehingga nafsu saya untuk meng’anu’nya mulai bangkit.

Saya ciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya. Disambutnya ciuman saya dengan permainan lidahnya yang sudah profesional. Lama kami berciuman dan saya mulai meremas buah dadanya yang agak kenyal, lalu saya buka resleting bajunya.

Kemudian saya susupkan tangan saya ke dalam BH-nya untuk meremas buah dadanya lagi dan memainkan putingnya sambil terus berciuman. Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai, BH, CD, tapi kami masih berciuman.

Tangan saya tidak tinggal diam, meremas di atas, sesekali memainkan puting dan meraba serta memainkan tangan saya di bagian kemaluannya. Oi.. bulu kemaluannya yang menggoda. Sungguh terlihat sangat lezat waktu itu.

Liang senggamanya telah banjir akibat otot kewanitaannya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari saya. Tangannya mulai membuka satu persatu pakaian saya sampai kami berdua telanjang bulat.
Saya memasukkan jari tengah saya ke dalam lubang kemaluannya, terus jari telunjuk saya memainkan klitorisnya yang mulai menegang, dan dia mulai merebahkan tubuhnya di sofa. Saya ciumi lagi putingnya dan kusodok-sodokkan lagi liang kenikmatannya dengan dua jari.

Dia mulai mencari-cari batang keperkasaan saya yang sudah tegang sejak tadi dan mulai menghisap batang kemaluan saya, mulai dari kepala hingga dengan perlahan-lahan mulutnya masuk dan melahap batang kejantanan saya semuanya.

Saya tambahkan jari saya satu lagi hingga ada tiga jari yang masuk ke dalam liang senggamanya. Tidak sampai disitu, saya kemudian menambahkan lagi satu jari saya hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan klitorisnya.

Tidak lama saya lepaskan batang rudal saya dari mulutnya dan mulai mengarahkan ke bibir kemaluannya yang banjir. Perlahan-lahan saya dorong batang rudal saya. Bibir bawahnya menggigit bibir atasnya, saya angkat kedua pahanya dan menyandarkan di sandaran sofa untuk kaki yang sebelah kiri, sedang yang kanan kuangkat, dan, “Bless..” masuk sudah kemaluan saya.

“Aaahh.. sshh..” hanya desisian saja yang dapat saya dengarkan dari mulutnya, kemudian kuayunkan perlahan-lahan.
“Ssshh.. oohh my god.. come on.. sshh..” kembali dia mendesis kenikmatan, terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku.
Akhirnya, “Ssshh.. Buu.. saya mau keluar Buu.. sshh..” kata says ditengah nikmatnya permainan tubuh kami.

“Keluarin di dalem aja sayang.. ohh aahh..” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Ooohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
Ternyata dia sudah keluar, saya terus menggenjot pantat saya semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.
“Ssshh.. aahh..” dan, “Aaagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..
Saya tekan pantat saya hingga batang kejantanan saya menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah sperma saya ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air mani saya keluar, saya pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak saya cabut batang kemaluan saya dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas saya dapat melihat bagaimana rudal saya masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Saya belai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
“Ssshh.. aahh..” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuan saya itu.
Saya pun mulai mengayunkan kembali batang kemaluan saya, meskipun terasa agak ngilu saya tetap paksakan.

Saya meminta dia berganti posisi menjadi menungging dengan tidak melepaskan batang kejantanan saya dari dalam liang senggamanya. Batang kejantanan saya terasa dipelintir oleh bibir kemaluannya. Terus saya menggerakkan tubuh saya lagi sambil diiringi desahannya.
Dia mendorong pantatnya dan, “Aaachh.. lebih cepet Honey.. sshh..!”
Dia sudah keluar lagi, sedangkan saya sendiri masih asyik mengoyang pantat saya sambil meremas buah dadanya yang dari tadi saya biarkan.

“Ssshh.. hhmm.. aahh..” desah saya juga, dan, “Creett.. creett.. creett..!” keluarlah lahar panas itu dari tubuh saya.
Saya pun menekan pantat saya dan menarik pinggulnya hingga batang kejantanan saya menyentuh dasar kemaluannya lagi. Setelah itu kami berdua sama-sama lemas.
Dia ambil sebatang rokok, dinyalakannya dan dia hisap rokok itu, persis seperti saat dia menghisap batang kejantanan saya. Kami duduk dan sama-sama menikmati permainan tersebut. Sambil dia merokok, kami saling memainkan kemaluan kami masing-masing.

Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur. Kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu. Saya putar jam bekerja tepat pukul 17:00, soalnya saya mau pulang.
Dia mulai mendekatkan wajahnya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuh saya. Meskipun udara di rungan sudah dingin, tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi.

Pada kesempatan lain, saya datang ke rumahnya untuk mengantarkan surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.
“Oh kamu Sayang.., ayo cepet masuk..! Ehhmm..” katanya sambil menutup pintu.
“Iya Bu, saya cuma mau ngantar surat ini.” kata saya.
Terus saya minta pamit pulang, tapi, “Aduh kok buru-buru amat sih.. Ibu mau minta tolong lagi, boleh khan..?” katanya manja.

Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, saya sudah tahu pasti bahwa dia sudah sangat ingin bersetubuh lagi dengan saya. Pokoknya sudah tidak tahan deh.
Langsung saya diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia memakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Saya melihat dia dalam keadaan yang ’super’ nafsu, lalu dia pancing saya untuk making love.

Saya sih “A.I.S” saja. Lalu kulot dan CD dilepaskan satu-persatu. Hanya menunggu sebentar, bibir kewanitaannya saya raba-raba, dan kelentitnya saya plintir sampai dia sangat terangsang. Terus baju, celana dan CD saya gantian dia lepaskan.

Lalu kami duduk di lantai teras. Dalam posisi duduk santai dengan kaki selonjor, dia hisap batang kemaluan saya sampai saya mendesah-desah, akibatnya batang kejantanan saya menjadi tegang dan keras.

Dia kangkangi kakinya, dia pegang batang kejantanan saya yang sudah keras sambil mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah basah dan merekah itu. Sungguh pengalaman seks yang indah, karena dia membawa nafsu seks saya hingga sampai pada kenikmatan yang tak terhingga.

Terlihat dia jadi lemas dan lelah, tetapi dia berusaha tidak mau berhenti. Dan sepertinya teriakannya tertahan, mungkin dia takut terdengar tetangga. Dia terus naik turun dan saya juga mengimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya kami berpelukan erat-erat, karena dia sudah merasa hampir klimaks.
Tidak lama dia pun menegang, dan akhirnya kami bersamaan mencapai puncaknya dan keluar. Pokoknya nikmat sekali, dan badan saya juga terasa lemas tak bertenaga, yang ada hanya perasaan tidak mau lepas dari tubuhnya.

Tanpa memakai celana dulu, dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri. Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya menungging ke arah saya. Dengan sangat jelas terlihat bibir kemaluannya merekah. Ohh, saya menjadi tertegun melihat tingkahnya yang begitu memancing birahi saya. Saya sih cuek saja. Yang penting saya bisa dapat keuntungan lebih besar dari situ. TAMAT

Kamis, 23 Juni 2016

Kenikmatan dan Expresi

Kenikmatan dan Expresi

 
Cerita Dewasa -Perutku sedang kosong hingga berbunyi krucuk krucuk , suasana di Bogor membuatku cepat lapar, aku mempir di warung makan setempat sebelum bertemu dengan kolega dia adalah dokter spesialis anak , karakter dia sangat ramah soalnya sering berhadapan dengan anak anak yang mengalamai sakit. Vivi nama yang singkat, sesuai dg cirinya dalam berkata-kata. Tingginya hanya 158 cm dengan berat 60 kg.

Cerita Panas -Sore itu aku menunggu di depan ruang prakteknya sambil membaca majalah kesehatan. Setelah memasuki menit ke 118 barulah pintu terbuka wanita mungil itu keluar.. Dengan memakai baju putihnya yang panjang dr. Vivi begitulah para pasien dan asistennya memanggil. “Bagaimana Beb kabarnya?” tanyaku. “Baek!” katanya. “Mari masuk ke ruanganku..”
Senja..

Cerita Sex -Didalam ruang praktek dokter, berdua saja..
Tak terasa sudah 1 jam lebih kita mengobrol, dia masih cantik saja seperti dulu walaupun usianya sudah memasuki masa “injury time” 35 tahun dan belum menikah. Mungkinkah dia masih mengharapkan diriku kekasih lepasnya yang sudah terkenal dekat dengan banyak wanita.

Agen Judi Bola -Dunia ini memang aneh kami berbeda 8 tahun dari faktor usia namun kami bisa berjalan beriringan sampai saat ini. Sore itu aku minta ditensi.

Masih seperti dulu dengan cerewetnya dia marahi aku saat dia tahu diriku memiliki tensi drop. Hypotensi itu memang laggananku sejak aku smp dulu. Maklum aku orangnya suka tidur larut dan kurang olahraga.
Ketika dia hampir selesai membereskan perlengkapannya. Kugenggam tangannya yg halus dan wangi khas hand body dengan merek yang masih saja sama seperti saat kita bertemu dulu. Tiba-tiba aku sudah memeluknya dengan lembut.

Dia tampaknya masih canggung, sampai akhirnya bibirku sudah menjelajahi jalan-jalan “daerah puncak” aku merasa menyetir mobil sendiri sementara Beb (nama mesra yang kuucapkan untuk memanggil dirinya) berada disebelahku.

Kami sudah memasuki KM ke 12 saat tiba-tiba dia melenguh pelan dari tengkuk terus merambat, kini bibir kami telah berpagut saling melepaskan kerinduan. Lidahku bermain dalam mulutnya, kita saling beradu dengan kelembutan.

Tangan kananku bergerak perlahan menyingkirkan baju dokternya yg putih. Baju putih itu tidak sampai terbuka. Kemudian mulai kujelajahi pegunungan puncak, melanjutkan perjalananku yang tadi terhenti di KM 12.

Sambil masih menciumnya aku membuka baju yang dipakai Beb. Kancingnya kubuka satu-persatu, dengan susah-payah setelah terbuka..ohh! Lagi-lagi masih seperti dulu. Didalam bajunya sebelum bra pasti Beb masih memakai singlet sebelum kemudian branya yang berwarna cream serasi dengan warna kulitnya yang kuning.

Aku masih ingat ketika kita sedang bermesraan aku tidak berhasil memegang payudaranya secara langsung hanya gara-gara pengait branya tersangkut di singletnya sementara dia tidak bersedia membuka bajunya karena posisi kami saat itu di dalam bis malam yang banyak orang. Beb si wanita puritan.
Sore..

Disebuah warnet didepan kampus swasta di Salatiga.
Aku turun di Poltas. Sebuah perhentian bis kota dari Semarang. Kemudian mencari sebuah hotel untuk mandi, makan dan istirahat setelah sehari ini aku berputar-putar dikota ATLAS. Sekedar menjumpai kolega-kolegaku dari kawan kampus sampai kawan di internet, seharian lamanya.

Aku ingin sekali ke Salatiga karena disana salah satu angelku menetap untuk menyelesaikan studynya. Dari Warnet XX tempat dia biasa ngobrol denganku, hingga 10 hari yang lalu tiba era dimana percakapan kami tidak hanya asl pls.. Ato IC, ok gtg dulu dan sebagainya.. i
Inilah percakapan pertama sebagai awal perjumpaan kami di sebuah channel di dal.net..

+ hi
+ :)
= hi
+ pakabar
= baik, thx
= kamu?
+ baek juga, asl pls
= 20/f/sala3
+ ic
= asl kamu?
+ udah khan
+ 24 m mlg
= kerja?
+ yup..

Setelah itu sering kami bertemu dalam waktu-waktu berikutnya. Macam-macam yang kami bicarakan. Kami kondisikan diri kami sebagai sepasang kekasih, tentunya dengan segala kerumitannya. Setelah berjalan beberapa hari dengan intensif, sampailah pada suatu malam aku merasa BT banget. Jadi di papan chat pun diriku tetap ogah-ogahan chat dengannya.

= kamu koq diem
+ ga juga
= khan diem lagi
= kamu pemalu yach!?
+ yup
+ :)
= knp pemalu!?
+ :)
= koq cuman senyum?!
+ yup
+ gpp
= tuch khan jawabnya cuman sedikit2
+ apa tho sayang
+ minta jawaban yg kaya apa?
+ kalo banyak2 saru
+ :)
= saru gimana say?
+ ada aja
= kasih tau donk
+ kamu asli org surabaya
+ pa jkt
= jakarta
+ knapa
+ ko chat ma org sby
+ khan jauh
+ :)
= bukannya kamu yg click aku
+ :)
+ knapa ga kejauhan sayang
= nggak
+ syukurlah
= khan diem lagi
+ abis loe sih ngga ngerangsang gue
+ jadi ya diem aja
= ngerangsang yg gimana say!?
+ ya loe
+ cewek
+ masa ga tau
= cium bibir kamu..
+ whhmm
+ pelan2
= cium bibirmu sambil melumat2 lidah mu..
+ oowwhh
= raba2 dada kamu
+ mang gue cewek
+ dada gue ga ada toketna tau
+ cuman bulu aja
= khan tetep ada dada khan
+ wah loe cowok ternyata
= khan belum selesai ngerabanya..
= sambil menciumi bibirmu, tanganku turun ke bawah..meraba2 punyamu
+ oww
+ aku buka baju kamu
+ kaosmu keatas
+ tampaklah bukit kembarmu
= buka celana kamu..
+ pelan2
+ tongkatku saket neh
= ciumin dada kamu.. sambil terus turun ke bawah
+ aku remas dada kamu
+ kamu menggelinjang
= mmhh
+ aku buka pengait bra kamu di belakang..
+ owww..
+ payudaramu besar skali.. Bagaikan buah mangga yang ranum ..

Braakk!! Meja di komputer ruang sebelah terantuk sesuatu. Aku mengintip dari balik bilikku. Ow ada raksasa yang duduk menempati ruang bilik sebelah. Pembatas ruangan yang tingginya hanya sebatas paha, sehingga memungkinkan diriku untuk melihat sebuah tubuh besar milik user di sebelahku.
Dia memakai jeans ketat. Aku taksir beratnya sekitar 80 kilo-an. Walaupun begitu tidak tampak darinya sesuatu yang menunjukkan tanda bahwa mahluk itu wanita atau pria.

Sialan, khayalanku tentang bertemu dengan bidadariku jadi kabur.. padahal aku tadi sudah sampai ke payudaranya.. Shit!! Aku check HP ku, ow ternyata SMS ku sudah dibalas. Ternyata dia tidak menginginkan aku menjemputnya.

Dia malah ingin cybersex dulu denganku, before we have a real making love. Gadis gila pikirku. Aku mengiyakan saja. Tapi aku tak yakin bisa leluasa bermain dengan si “Ucok” jika itu kulakukan di luar rumah. “By the way the show must go on”.

Shit, aku kesal sekali.. ternyata dal.net tidak bisa dipakai, sedangkan HP si Kiki gak bisa dihubungi. Akhirnya aku buka situs pusatceritadewasa membaca beberapa kisah baru. Di Bagian eksibisi aku tertarik “Kisah di Dalam Bis Kota”.

Timbul pikiran gila untuk menjadi tokoh laki-laki yang membawa gunting. Kubuka tasku, tidak kudapati gunting yang ada hanyalah cutter tajam memang tapi agak karatan. Sialan!! Gerutuku, CD siapa yg dikorbankan untuk eksibisi gila ini.

Masalah kedua timbul, karena aku sebagai sutradara sekaligus produser harus mencari tokoh sentral wanita.
Aku tengok kanan kiri mungkin ada wanita. Ternyata tidak ada seorang wanitapun. Aku sudah memeriksa setiap sudut. Tinggal satu saja yang terlewati yaitu meja sebelahku. Meja si raksasa itu. Aku masih belum tau apakah ini raksasa betina atau jantan. Hingga nada getar yg kupasang di HPku bekerja.

Ow ternyata my angel “kiki”. Dia bilang kalo kita menggunakan server undernet saja cybernya. Suaranya terdengar merdu sekali disana bak seorang bidadari atau penyiar radio pramborslah paling tidak, tapi sepertinya aku kenal suara itu.

Aku bingung suaranya dekat sekale yah.. sampai aku tersadar suara itu pada saat siempunya suara bathuk keras sekali. Dan suara batuk itu tiada lain adalah suara Miss Giant disebelahku.
Bungurasih, siang hari..

Akhirnya tiba juga diriku di kota tempat aku terlahir. Enam bulan lagi aku genap berusia 28 tahun. Sebuah usia laki-laki dewasa untuk menikah. Tapi itu belum terjadi kepada diriku, fantasiku masih melambung tinggi. Hal tersebut ditunjang dengan beberapa kali keberhasilanku menggaet gadis-gadis muda usia, yang memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar tentang hubungan sex.

Tak lama kemudian aku sudah terlelap dengan nyaman di pundak gadis Kupang yang akan melanjutkan tujuannya ke Tanjung Perak. Aku bangun begitu dia menggeliat merasa keberatan dengan menyandarnya kepalaku dipundaknya, atau lebih tepatnya agak kedepan yaitu di atas bukit payudaranya sebelah kiri.
Posisi kami berdua adalah aku berada di sebelah kanannya. Untung dia diam saja, sehingga aku bisa tenang turun dari bis setelah semalaman aku tertidur pulas diatas payudara seorang gadis. Rejeki, pikirku.
Sore hari..

Junggo ? Batu, di tengah-tengah perkebunan apel yang akan segera dipanen..
Posisiku sudah diatas si Sinta. Butuh waktu lama untuk menstimulasi gadisku yang satu ini hingga membuat dia akhirnya bertekuk lutut. Mulai dari mencumbunya di belakang telinga, menciumi kening, pipi hingga akhirnya berhasil kulumat habis bibirnya yang merekah. Hangat dan basah.

Putingnya yang berwarna coklat kemerahan sudah keras sekali saat aku memainkannya dengan tanganku perlahan. Sebagai unsur stabilisator kukulum lembut-lembut putingnya yang berada di sisi lain.
Aku tidak tahu sudah berapa ratus kali namaku disebutnya untuk mengapresiasikan kenikmatan-kenikmatan yang dia dapatkan, dari kejutan-kejutan di kedua payudaranya.

Kini di posisi pamungkas, kubiarkan Sinta membuat formasi “lotus” yang terkenal itu. Aku duduk dengan kedua kaki melebar ke sisi luar. Sedangkan Sinta sedang berusaha keras untuk menembuskan vaginanya pada penisku yang berdiri tegak ke samping.

Setelah beberapa kali terpelanting. Espanola gurl inipun berhasil menembuskan benteng terakhirnya hingga amblas. “Mecky-nya” sudah sangat basah. Maklum saja kami sudah melalui fase empat ronde. Sebelum menutupnya dengan Lotus senjata andalan Kamasutra.

Gaya Berdiri dengan memangku Sinta sambil kita berjalan memutar di sekitar pondokan di tengah kebun apel yang dingin dan sunyi. Doggystyle, konvensional, sampai dengan bermain dibawah siraman shower sekaligus kami tujukan untuk recovery tenaga kami. Bagi orang awam apa yang kami lakukan adalah gila.
Maklum siapapun tidak akan mau mandi di tengah kebun apel jam sembilan malam seperti apa yang barusan kami lakukan. Bukan karena kami manusia super-yang kuat menahan dingin. Sesungguhnya itu bisa terjadi karena air yang kugunakan di shower sudah kuhangatkan dengan heater.

Sebagai seorang mantan mahasiswa elektro dari sebuah perguruan tinggi andalan Indonesia di masa mendatang, tidaklah sulit untukku merakit semuanya itu.
“Ehm.. ehm.. ehm.., gak tau sudah berapakali Sinta melenguh seperti itu. Aku merasa cukup beruntung. Sinta termasuk gadis yang cukup tenang, dan tidak gaduh kalau sedang bermain. Sehingga tdak pernah aku kebingungan membagi konsentrasiku untuk memaksa dia untuk tidak berteriak.

Dengan payudaranya yang hanya berukuran 32B sesungguhnya dia tidaklah istimewa. Satu hal yang kusuka darinya. Pertama, dia adalah salah satu violinist favoritku. Setelahnya barusan Vanessa Mae dan Hendry Lamiri. Bond ataupun The Corrs tidak masuk disini, karena kemampuan mereka bermain masih juga ditopang oleh kelebihan fisiknya.

Sehingga kalaupun nada yang mereka mainkan fals kita masih terhibur oleh kecantikan wajah para personilnya. Sinta yang blasteran Spanyol dari Mamanya, dan Papanya yang orang Madura, terlahir sebagai seorang gadis yang jangkung.

Tingginya 173 cm melebihi tinggiku yang berkisar hanya 171 cm. Dia mulai mempercepat kocokannya kedalam “penisku” yang bersiap-siap meledakkan senjatanya yang paling mutakhir. Kalau mau mengikuti trend muthakhir senjata James Bond 007, berarti walaupun kondisi di luar sedingin dunia esnya “lawan” Pierce Brosnan maka sperma yang akan kumuncratkan kualitasnya adalah sekuat laser yang bisa menghancurkan kebekuan di sekitar pondokan kebun apel.

Atau paling tidak kalau sperma itu berhasil membuahi sel telur Sinta maka juniorku akan menjadi seorang bocah yang “mantap” punya. Fisik seperti mamanya, tinggi dan bersih kulitnya. IQ serta EQ-nya seperti diriku yang orang Jawa.

Ow Sayang.. itulah kata yang diucapkan Sinta saat menyentuh klimaks di sessi “Lotus”, aku sudah tidak dapat berkata banyak seperti menyumpah ato memaki, selain menggigitkan keras gigi-gigiku yang tajam kepada bantal busa yang ada di sebelahku.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rupa payudara Sinta, jika bantal yg kugigit itu adalah payudaranya yang mungil..

Iringan musik live, membawakan lagu stranger by the day, berturut-turut dengan Sacrifice-nya the Creed
Ambasuli tampak bangga menggandeng diriku, “bajingan kecil”-nya ini. Dikenalkannya diriku kepada teman-teman kampusnya yang kebetulan malam itu ada di sana bersama pasangannya. Dari seberang sana tampak beberapa cowok dengan pandangan mata sinis dan “mata-mata tidak pandai”, mungkin mata-mata para cowok yang melihat kami dengan bertanya-tanya.

Suli.., suli apa yang kamu dapatkan dari seorang “bandit kecil” itu sebagai cowokmu? Aku hanya membalas pertanyaan itu dengan senyumanku yang dingin dan dengan menampakkan sedikit gigi-gigiku yang tajam.
Ambasuli, mungkin diri bajingan kecilmu ini malam nanti sudah harus segera berkaca untuk membersihkan muka-muka kotor hati dan fisiknya dari jerawat, debu dan asap bis Bogor-Salatiga maupun saputan kabut insektisida apel Junggo.

Tangan Kenikmatan Bu Linda

Tangan Kenikmatan Bu Linda

Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate

Cerita Dewasa -Lalu dipanggil ke ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) untuk membantuku. Aku hanya menjawab bahwa aku rindu orangtua di Bengkulu karena sudah lebih dari dua tahun tidak bertemu.

Cerita Panas -Mereka berusah menghibur dan membangkitkan semangatku. Mereka juga sepakat bahwa untuk mengembalikan konsentrasiku, beberapa guru dari beberapa mata ajaran utama akan memberiku les privat selama sebulan.

Cerita Sex -Setiap pulang sekolah sampai sore aku wajib belajar privat di sekolah atau di rumah masing2 guru. Tapi karena siang hari sekolah sepi, akhirnya aku harus ke rumah guru. Aku jadi ingat saat harus sering belajar privat untuk lomba pelajar teladan. Aku jadi ingat sama Diah.

Agen Judi Bola -Siang itu adalah jadwal privat Bahasa Indonesia, ini adalah privat yang ketiga kalinya aku datang ke rumah Bu Linda. Biasanya Pak Endang, suami Bu Linda yang membukakan pintu, namun kali ini Bu Linda sendiri yang membuka pintu dan kami privat di ruang tamu.

Setelah selesai biasanya Pak Endang menemani dan kami ngobrol sebentar dan Pak Endang turut memberiku semangat. Tapi kali ini dia tidak keluar menemuiku.
“Bapak kemana Bu? Sakit?”, tanyaku
“Tadi pagi sama temannya ada urusan ke Bandung. Katanya urusannya sampai sore terus langsung kembali lagi, paling2 sekitar jam 7 jam 8 sampai rumah,” jawab Bu Linda
“Jar, kalau menurut ibu, hilangnya konsentrasi kamu karena masalah cewek”, Bu Linda membuka pembahasan. Aku diam tidak menjawab.

“Ibu perhatikan dulu kamu dekat dengan Diah dan menurut ibu cukup dekat. Ibu tahu dari wajah dan bahasa tubuh Linda,” Bu Linda coba memancing. Aku masih diam.
“Satu lagi. Ingat waktu kamu dan teman2 sekolah membantu mempersiapkan pernikahan ibu di rumah orang tua ibu?” tanyanya
“Iya. Kami sampai harus menginap semalaman”, jawabku
“Kamu dan anak2 laki tidur di bale di luar dekat tenda. Disitu ibu lihat kamu berbeda”, katanya. Aku tertegun dan ingin mendengar penjelasannya.

“Tidak seperti anak lain, kamu tidur pakai sarung dan dibalik sarung kamu tidak pakai celana atau celana dalam”. Sebelum sempat bertanya Bu Linda melanjutkan, “Malam itu ibu beberapa kali keluar, ibu lihat kamu seperti bermimpi dan ibu lihat dibalik sarung penismu ngaceng.

Lalu dinihari ibu keluar lagi, dan ibu lihat lagi2 penismu ngaceng dan sarungmu basah. Kamu mimpi basah. Jadi menurut ibu masalah kamu adalah masalah wanita”, kata ibu menyimpulkan.
“Darimana ibu tahu, kalau aku ngaceng?” tanyaku menyelidik
“Justru ibu juga kaget, karena kelihatannya ukuran penismu besar sehingga terlihat jelas. Kalau ibu perhatikan, kamu tidak pernah pakai celana dalam. Ini berarti kamu sudah banyak tahu tentang seks. Kamu sudah berhubungan badan dengan Diah? Atau seseorang?”, tanyanya. Aku menggelengkan kepala.

“Kalau begitu pengalaman seks apa yang pernah kamu rasakan”, Bu Linda merendahkan suaranya. Dari tadi nadanya memang tidak memaksa, tetapi mencoba menjadi seorang sahabat.
Ragu2, aku mulai menceritakan pengalamanku dengan Ceu Kokom sampai Soraya, dan tahu seks melalui film porno. Bu Linda menghibur aku, bahwa waktu kuomeli dia juga pernah beberapa kali nonton film porno bersama geng cewek.

Tetapi pengalamannya dengan beberapa lelaki hanyalah sampai cium kening dan pipi. Sedangkan pengalaman seks hanya dengan suaminya, dan itupun tidak seheboh seperti di film porno.
Aku dengar memang Bu Linda adalah guru primadona, karena memang wajahnya mirip paramita rusady dan perawakannya cukup tinggi dan langsing. Tambah lagi ia selalu rapi, segar dan murah senyum. Banyak lelaki yang berusaha mendekatinya dan beberapa pernah dekat dengannya walaupun sebentar. Ia memutuskan untuk memilih Pak Endang perjaka tampan insinyur teknik, dan menikah beberapa bulan lalu.

Bu Linda bercerita tentang adegan film porno yang pernah ditontonnya. Ceritanya terbuka dan vulgar, membuatku risih tapi sekaligus terangsang, sehingga tanpa bisa dicegah, penisku ngaceng. Meskipun aku sedang dalam posisi duduk, tetapi lekuk penis ngacengku terlihat di celana.
“Coba kamu berdiri”, kata Bu Linda. Aku ragu dan malu karena penisku ngaceng, tetapi Bu Linda membantuku berdiri.

“Kamu memang tidak pernah pakai celana dalam, jadi kalau lagi ngaceng bisa kelihatan”, katanya. Lalu menarikku pindah dari ruang tamu ke ruang makan. Dia duduk di kursi makan sedangkan aku berdiri disampingnya.

Lalu dia meneruskan cerita adegan di film porno. Yang membuat aku kaget dan deg2an adalah sambil bercerita, tangannya mengusap2 celana persis dibagian penisku yang ngaceng. Aku yang tadinya bingung akhirnya memutuskan untuk menikmati belaian tangan Bu Linda. Memejamkan mata dan sedikit mendesah.
Saat sedang asyiik menikmati rabaan, tiba2 Bu Linda memelorotkan celanaku dan secara reflek aku menutupi penis dengan tanganku. Dengan lembut dan perlahan Bu Linda menyingkirkan tanganku dari penis. Sejenak dia memperhatikan penisku dan mengukur dengan jengkalan tangannya. Lalu membelai2 penisku.
“Hebat kamu, kecil2 tapi burungnya gede”, katanya.

Lalu dia melanjutkan cerita adegan film porno lagi, sambil memberi contoh. Saat bercerita tentang adegan si wanita mencium penis si laki2, Bu Linda juga menciumi penisku Lalu…diemut!. Ahh… aku kaget, berjuta rasa berkecamuk.

Ini pertama kali penisku diemut. Ibu guruku yang primadona itu mengemut penisku. Lalu dia memasukkan penisku lebih dalam ke mulutnya. Mengeluarkan dan memasukkan penisku kemulutnya. Berulang-ulang.
Lama juga Bu Linda menikmati penisku. Daripada berdiri, aku merebahkan diri, dan Bu Linda tetap tak mau melepaskan penisku dari mulutnya, ia mengemut sambil tiduran. Kulihat belahan dadanya, maka tanganku menggerayang menyusup bh, mengelus2 susunya. Bu Linda mendekatkan susunya agar mudah terjangkau tanganku.

Bu Linda bercerita lagi, dan semakin bernafsu memainkan penisku. Aku menggeser badanku sehingga kepalaku lebih dekat ke bagian pinggulnya. Kusingkap roknya, dan kuperosotkan celana dalamnya. Bu Linda membantu membuka rok dan mencopot celana dalamnya sendiri, sambil tetap mengemut penisku. Wow, vaginanya tebal dengan bulu jembut yang juga tebal.

Kuberanikan diri mendekatkan wajahku ke vaginanya, Bu Linda dengan sadar membuka kakinya sehingga terlihat jelas vaginanya. Pemandangan ini tidak kusia2kan. Tanganku segera membelai jembut dan vaginanya. Kubuka bibir vaginanya dan inilah pertama kali aku melihat bagian dalam vagina. Ada itil dan ada lubang.
Sesuai dengan celotehan Bu Linda tentang adegan berikutnya, maka aku mainkan itilnya dengan jariku. Bu Linda menggelinjang. Lalu jariku memainkan lubang vaginanya. Dengan rasa penasaran aku mencoba mengikuti jalan cerita Bu Linda untuk menciumi vaginanya.

Saat kucium, sejenak Bu Linda menghentikan mengemut penisku. Lalu kucium lagi, kubuka bibir vaginanya dan itilnya kujilati dengan lidahku. Ahh.. Bu Linda mendesah dan meremas kuat penisku, lalu mengemut dan mengocok penisku dengan mulut dan tangannya. Bu Linda berhenti bercerita dan menikmati permainan kami.
Setelah itil, kujilati juga seluruh bagian vaginanya dan lubang vaginanya. Rasanya aneh, aku ingin meludah. Akhirnya aku hanya menciumi bagian luar vaginanya. Cukup lama aku menikmati menciumi dan menjilati vagina.

Selanjutnya kuarahkan jariku ke lubang vaginanya. Kumasukkan jariku kedalamnya. Bu Linda mendesah lagi. Di dalam vagina Bu Linda kurasakan ada gundukan2 kecil. Didalamnya, jariku serasa dipijit2 oleh vaginanya. Kukeluar masukkan jariku ke vagina, Bu Linda menggelinjang2. Terus kulakukan sampai akhirnya Bu Linda mengejang. Kelihatannya dia sudah sampai puncak nikmat.

Adegan ini membuatku semakin terangsang. Setelah cukup lama, kurasakan penisku mau mengeluarkan mani. Aku bernafas kencang, Bu Linda semakin mempercepat ngocoknya. Dan akhirnya…. Aaahhh, maniku muncrat keluar. Bu Linda tidak siap, sehingga sebagian maniku masuk ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai muka dan matanya.

Aku terlentang lemas dengan wajah masih mencium vagina Bu Linda. Sementar Bu Linda juga lemas dengan kepala di pahaku dan mencium penisku yang mulai meloyo. Tak lama kemudian ia mengambil lap untuk membersihkan mani dan cairan vaginanya yang berceceran di lantai. Lalu dia menuntunku kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Aku menyiram dan membersihkan penis dan sekitar selangkangan. Bu Linda mengambil handuk dan kemudian ikut masuk kamar mandi untuk membersihkan. Ternyata Bu Linda malah mencopot baju dan bh nya sehingga bugil. Wah ternyata badan Bu Linda mulus, dengan warna kulit khas orang sunda. Susunya tidak terlalu besar, tetapi putingnya cukup panjang, mungkin hampir 1 cm. Bu Linda berusia 22 tahun dan baru menikah dengan Pak Endang beberapa bulan lalu.

“Kalau habis seks, sebaiknya mandi”, dia menjelaskan. Aku ikuti sarannya dan mencopot semua pakaian dan mandi bersama.
Bu Linda membantu memandikanku dan dia menyabuniku dari atas. Agak lama dia menyabuni penisku, sambil digosok2. Katanya biar bersih, tapi kenyataannya penisku menjadi ngaceng lagi, dan dia tersenyum. Lalu dia minta aku menyabuninya. Aku juga menyabuni Bu Linda dari atas sampai bawah, dan sengaja berlama2 saat menyabuni susunya. Bukan hanya menyabuni tapi meremas2 susu dan memainkan putingnya. Bu Linda tersenym.

Begitu juga saat menyabuni vaginanya, aku memainkan itilnya. Setelah menyiramkan air untuk menghilangkan sabun, kulihat susunya sangat menantang. Aku beranikan diri mencium dan menghisap susu. Bergantian kiri dan kanan
Aku semakin ngaceng lagi, dan kutempelkan penis ngacengku ke pantat dari belakang. Lalu membalikkan tubuh Bu Linda dan menempelkan penis ke vaginanya dari depan. Kugesek2an dan kami berciuman. Permainan ini membuatku ingin mencoba memasukkan penis ke vagina. Kupegang penisku dan kuarahkan ke vaginanya.

“Jangan ya.. ibu belum hamil. Ibu ingin punya anak dari Pak Endang”, katanya lembut.
“Digesek2 gini saja” katanya sambil mempercepat gerak pinggulnya.
Kelihatannya Bu Linda menikmati gesekan penisku divaginanya, dia mendesah2 hingga erangan panjang menandai bahwa ia telah mencapai puncaknya. Bu Linda lemas dan merebahkan kepalanya dipundakku. Sedangkan aku terus menggesek2an penisku.

Bu Linda terduduk lemas di kamar mandi, Lalu kurebahkan dia dan kuciumi seluruh tubuhnya. Dan kembali aku menciumi dan memainkan vaginanya. Jilatan di vagina membuat Bu Linda terangsang kembali dan mendesah2 memegangi kepalaku untuk dibenamkan ke selangkangannya.
“Sudah dulu ya.. terus cepat mandinya. Sebentar lagi Pak Endang pulang”, tiba2 Bu Linda menghentikan permainan kami karena ingat suaminya segera datang.

Tanggung penisku sudah ngaceng, aku merangkak menindih tubuh Bu Linda, “aku mau keluar Bu”, kataku memohon, Bu Linda tersenyum mengangguk. Lalu kogoyang2 pantatku menekan selangkangannya. Sementara tangan Bu Linda memposisikan dan menjaga penisku agar tidak masuk ke lubang vaginanya. Cukup lama aku bergoyang.

Bu Linda yang tadinya pasrah menunggu aku keluar akhirnya menikmati lagi. Aku mempercepat goyangan dan akhirnya maniku meledak keluar di perutnya.
Kelihatannya Bu Linda juga akan memuncak, kedua tangannya memegang erat pinggulkan sambil menggoyang2kan pinggulnya dan menggesek2 vaginanya ke kelaminku. Sampai akhirnya iapun mencapai puncak dan kami terkulai lemas di kamar mandi.

“Aku.. tiga.. kali..sama..kamu..”, kata Bu Linda dengan napas terengah2. Maksudnya tiga kali mencapai puncak.
Tanpa istirahat, Bu Linda langsung mandi. Sedangkan aku membersihkan penisku dulu. Saat akan membersihkan, aku melihat penisku basah diselimuti cairan, tapi bukan maniku, tapi seperti cairan vagina.
Aku kaget, apakah saat gesekan terakhir saat Bu Linda memuncak, tanpa sadar dan tanpa terasa penisku masuk ke vaginanya. Aku memandang Bu Linda yang sedang mandi, diapun melihatku memperhatikan penisku. Dia hanya tersenyum penuh arti dan meneruskan mandi.

Kami selesai sebelum Pak Endang pulang. Saat pamitan aku ucapkan terimakasih kepada Bu Linda. Diapun mengucapkan terimakasih dan berharap kejadian ini menambah semangat dan konsentrasi belajarku.
Setelah hari itu, aku masih 4 kali lagi les privat di rumah Bu Linda. Tetapi tidak ada kesempatan untuk mengulang menciumi vagina Bu Linda, karena Pak Endang selalu ada di rumah. Paling2 saat tahu Pak Endang mandi atau ke warung, kami memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk saling meraba dan mencium vagina dan penis.

Bu Linda, guru bahasa indonesiaku memberiku pengalaman pertama penisku diemut dan juga pengalaman pertama menciumi dan memainkan vagina.

Rabu, 22 Juni 2016

Cerita Sex Si Dewi

 Cerita Sex Si Dewi

Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate

 Redwinbet.com

Cerita Dewasa -Nama saya Dewi. Orang biasa memanggil “Wi” atau “Dewi”. Aku sekarang baru lulus dari sebuah Universitas di Jakarta.

Cerita Panas -Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badanku saya 171 cm, berat badan 53 kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym, jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum, Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan saya ceritakan ini terjadi!

Cerita Sex -Saya tadinya seorang wanita yang normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita lainnya, suka sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa saya adalah seorang biseksual!

Agen Judi Bola -Siang itu aku seperti biasa, jalan dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar, ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30 sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).

Terus, siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang! Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku! Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah sih aku menyewa 6 film!

Sorenya ketika aku mau menonton film pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Cindy (dia hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak semester satu.

“Hallo.., ini Dewi ya..? Ini aku, Cindy..!” katanya.
“Hallo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Cin..!” jawabku.
“Gini, Wi.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku, padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
“Duh, Cin.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng.
“Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
“Ya tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem, katanya sih gitu..!” Cindy memang nadanya waktu itu lagi kesal dan bingung.
“Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Wi... masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas.

Rumahnya si Cindy sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.

“Oke deh, Cin.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Cin..!” tukasku ringan.

Aku menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Cindy datang, waktu itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini, tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit, penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit sampai sepaha).


Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong! Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Cindy awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka (secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik masing-masing.

Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam 19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya, artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.

Awalnya kami sih kaget dan agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Cindy, lalu kutatap dalam-dalam tubuhnya.

Ternyata dia yang selama ini kuanganggap biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!) membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Cindy tidak merespon, dia hanya balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan pandangan yang terus terang sangat menggodaku.

Nafsu seksualku semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya mengelus-elus tangan Cindy dan sesekai rambutnya yang cantik itu. Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak dia agak terkejut, sungguh! Wajah Cindy membuatku sangat naksir padanya, baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.

Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Cindy mengucapkan kata-kata Dewi kepadaku.

“Ya ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Wi.! Bodymu juga sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat menggebu.

Mulailah kututup mulut Cindy dengan jemariku, tanganku yang satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan, kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Cindy akhirnya juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.

Serentak kami pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan,

“Aku.. aku sungguh suka sama kamu Cindy, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”

Dan tampaknya serentak itu pula Cindy mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak pernah!).

Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami berciuman, Cindy perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Cindy hanya mengenakan Bra dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah terkena hujan.

Dia mencium leherku terus dan menjilati telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu sesukaku, sungguh kulit yang sangat Dewi dari yang penah kurasakan.

Lalu kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar kegelian dan berkata, “Ohh, Deeewwiii.. uhmm, terus sayang.. oohh..!” desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.

Suara Cindy benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.

Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.

“Ohh, kamu betul-betul bidadari, Cindy sayangku..!” tukasku.

Tak hanya itu, Cindy pun membalas dengan membuka restleting daster di punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan menghisap-hisap leher belakangku.

Dia melepas bra-ku, terus dia ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan pantatku, kurasakan sangat nikmat.

“Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Cindyy..!”

Sungguh kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Cindy lantas membalikkan tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.

Cindy sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras akibat tindihan tubuh Cindy yang yang sungguh sensual. Tangan Cindy satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.

“Cindyy, oh Cindy sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”

Hampir satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami berputar posisi, sepertinya Cindy lebih sering nonton film BF dan membaca buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang memberi kenikmatan.
“Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
Aku sungguh tergoda ketika selangkangan Cindy di hadapanku, kucium-cium dan kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku semakin terangsang.

Cindy melakukan sesuatu yang membuatku sangat merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan datang ketika Cindy menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.

“Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan.

Walaupun vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Cindy tetap menjilati dan melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!

Aku memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar vaginaku, jadi hal itu memudahkan Cindy menjalankan aksinya. Begitu juga Cindy, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Cindy sampai-sampai berkata,

“Uuhmmf.. sayang.. oh.. Dewiiiiii aahh..!”

Cindy dan aku sungguh sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Cindy.

Tubuh kami berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami sedikit lelah, Cindy berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya, lagi kami berciuman. Aku dan Cindy bersetubuh (kendati sesama wanita) dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.

Mulai jam 10 malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati kedua Nipples-nya..

“Ooh payudaramu benar-benar Dewi, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.

Kalau aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Cindy tak berhenti mencumbu kening, pipi, serta bibirku.

Ketika terjaga saat jam 4 pagi, kulihat Cindy tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku menghadapnya, kucumbui lagi Cindy.., sungguh dia terlihat sangat anggun dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!

“Oh Cindyy, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.

Pagi harinya Cindy terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7, tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Cindy sedang bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.

Aku berkata, “Cindy sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Cin, sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil memandangi matanya.


“Ah sudahlah, Dewi sayanng.. aku ngga menyesal kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta, sama kamu lagi!
“Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Cindy berkata itu, tapi aku sungguh senang.

Kini kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Cindy! kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Cindy yang sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering berkata,

“Sayang, sayang, dan sebagainya!”

Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.

Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Dewi

Senin, 20 Juni 2016

Kisah Sex 2 VS 1

Kisah Sex 2 VS 1

Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate
 
Cerita Dewasa -Nama ku Kelvin Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan Tinggi di Jakarta. Jurusan yang Saya ambil adalah jurusan Ekonomi. Inilah Cerita Sex Ku Bersama Kawanku
Pada Suatu Hari Saya Bersama Kawan ku Bernama Ricko duduk di suatu Kafe di daerah dekat dengan Rumah. disana adalah Tempat dimana Berkumpulnya Teman-Teman ku dan Ricko.

Cerita Panas -pada saat itu saya dan Ricko sedang iseng-iseng Membahas Tentang Masalah Cewek dan Bercerita-cerita Soal Cewek. Tiba-Tiba Ricko Berkata Kepada Saya, Bahwasannya dirinya ada Mengenal Seorang Cewek yang bisa di pakai atau istilahnya bisa di ajak ML. dan Cewek Tersebut Mengajak Ricko Untuk Ke Hotel Buat ML.

Cerita Sex -Entah Mengapa Kelvin Langsung Berpikiran Bejad dan Langsung Memanfaatkan Ricko Buat Menjadi Tamengnya. Kelvin Berkata Kepada Ricko "Ricko Kamu Beneran Tidak Mau Sama Ini Cewek." Ricko" Iya saya Tidak Mau Karena Sudah Bosan Sama Ini Cewek" Kelvin "Ok Kalau Gitu Kita Manfaatin Saja dia Gimana?" Ricko"Emangnya ada Cara?" Kelvin "Kita Ajak dia Main Berdua Gimana? ,Kalau Lu Ga Mau, Biar Gue Yang Gaskan" Ricko " Emangnya ada Jalan nya? " tanpa Basa Basi Lagi Kelvin Langsung Mengambil Hape Ricko dan Melobby Cewek Tersebut. Kelvin sangat Bejat mungkin Karena Pengaruh Narkoba Yang Baru dipakainya pada Saat Semalam. Jadi Pemikirannya Entah Sudah Kemana-mana.

Agen Judi Bola -Kelvin Pun Mengechat Cewek Tersebut. Cewek Tersebut Benama Cindy. Anak Kenalan Ricko dan Juga Mantan dari Ricko. Kelvin Menglobby Cewek Tersebut dengan Jual Mahal. dan Mengajak Cewek Tersebut Menyamar Sebagai Ricko. Kelvin Mengajak Ceweknya Main Berdua atau Istilah Kerennya 2 Lawan 1.

Awalnya Cindy Jual Mahal. Dan Kelvin Pun Tidak Bodoh, Kelvin Pun Jual Mahal Juga, Tapi Karena Ketampanan Ricko Akhirnya Cewek Tersebut Setuju Untuk ML dengan 2 Cowok Sekaligus.

Jujur Saja, Kondisi Keuangan Ricko Pada Saat Itu Hanya Pas-pasan. jadi ya hanya bisa membuka kamar yang murah untuk ML. Singkat Cerita Kami Berdua Pun Melancarkan Aksi Bejad Kami.

Kelvin Memesan Kamar dan Ricko Pergi Untuk Menjemput Cindy. Pada Saat Itu Waktu Menunjukkan Pukul 12 Malam. jadi agak Malam Kita Jalan. ini adalah Pengalaman pertama Kelvin dan Ricko main Berdua dalam 1 kamar.

Singkat Cerita Cindy Pun tiba Bersama Ricko di Hotel yang dipesan. Tanpa basa basi mereka pun naik langsung ke atas kamar yang telah di booking. dan Kelvin telah siap Menunggu di dalam Kamar dengan Keganasan Nafsunya.

sesampainya di kamar hotel Kelvin langsung mengajak cindy buat berkenalan Kelvin"Hi.. Nama saya Kelvin, Kamu Siapa?" Cindy" Cindy kko" Kelvin" oo Cindy ya Mantan Ricko ya?" cindy hanya Tersenyum.

Tanpa Basa Basi Cindi dan Ricko pun Lansung duduk di kasur yang telah disediakan. dan Kelvin duduk di lantai Sambil nonton Tv. Rupanya Cindy dan Ricko Memulai Permainan duluan. Ricko Mencium-cium Cindy dan Cindy Merasa Keenakan, sehingga Mengeluarkan desahan suara ahh..ahhh...ahhh. Kelvin pun mendengar desahan tersebut Sehingga Membuat Nafsunya pun Makin Menggebu-gebu. Permainan Ricko pun Sangat Lama dan Cindy Sibuk Mengiisap Kemaluan Ricko dengan Pelan-pelan Agar Memacu Kenaikan Nafsu Ricko. Kelvin Masih Sibuk Menonton TV Tanpa Melihat Ke Belakang Permainan Mereka Berdua.

Tiba-Tiba Ricko Berkata " Kelvin Sepertinya Aku Susah Hari ini" Kelvin" Kenapa Bro?" Ricko"iy Ga Tau Nh dari tadi tidak Naik." Kelvin Pun Ambil Inisiatif Buat Keluar Kamar karena Kelvin Berfikir klau misalkan ada orng Mungkin Ricko Susah Untuk Naik. Kelvin" Ya Uda Aku Keluar dulu deh Nanti Kalau Uda Siap Kabarin" Ricko"ya Sudah"

Kelvin Pun Keluar dan Ricko Pun Melanjut Permainan Bersama Cindy. Terdengar Suara di depan Kamar desahan dari Cindy Ah,,,Ah,,,Ah,, desahan Cindy sangat Memanjakan Sehingga Membuat Kelvin Semakin Horny. Akhirnya 1/2 Jam Setelah Kelvin Keluar Ricko Pun Selesai dengan Sex nya Bersama Cindy. Inilah saatnya Kelvin Sang Otak Pelaku Beraksi.

Tanpa Basa Basi Kelvin Langsung Masuk Ke kamar dan Langsung Mengenakan Kondom Yang sudah di sediakan. dan Ricko pun Masih Tidur Lemas di ranjang yang sama..
Kelvin pun Mengelus-elus Kepala Cindy dan Dari Kepala Menuju Ke Buah dada. Cindy Pun Siap dengan Trip Ke 2 nya Bersama Kelvin Setelah Selesai dengan Ricko.

Tanpa Basa Basi Cindy Langsung Ingin Menjilat Batang Kelvin. Tapi Kelvin Menolak Karena Kelvin Tidak suka dengan Langsung di hisap.

Kelvin pun mengelus Puting susu cindy dan Langsung Mengemutnya, Tapi Tiba-tiba Kelvin Mengalami Drop Entah Kenapa dengan Keadaan Kelvin Mengalami Drop..Cindy Berkata"Kko Kenapa Kok Tiba-tiba tidak semangat?" Kelvin" Ga tau nh tiba-tiba ga ada gairah" Ricko"Mungkin ada Aku sini Makanya tidak bisa ok dah aku keluar dulu" Kelvin" ya sudah deh" Ricko Pun Mengenakan Celananya dan Keluar kamar.
 
begitu disaat Ricko Keluar Kamar, Cindy Pun Melanjutkan Aksinya Menggunakan Tangannya Mengocok Barang Kelvin dan Mengeluarkan desahan Kecil Ah...Ahh...Ahh Kemampuan Cindy Akhirnya Berhasil dan Membuat Kelvin Naik Bagaikan Nafas Kuda Liar yang Siap Menerkam.

tanpa Basa Basi Kelvin Langsung Membalikkan Badan Cindy dan Langsung Memasukkan Barangnya Ke vagina Cindy. Aw...Uh...Enak Ko,,,Tapi Kelvin Masih Belum Mendapatkan Posisi Yang Pas dengan Kondisi Gitu Kelvin Pun Mengubah Gaya dengan Kondisi Cindi di atas Perut Kelvin.

Dan Itu adalah Gaya Favorit dari Kelvin .Dengan Ganasnya Kelvin Pun Langsung Mengenjot Cindy dengan Sangat Kuat. Ahhh..AHHH.uwnnn Enak Kelvin Ahhh Ahhh... Mendengar suara itu kelvin pun memperkencang cepatan Pompanya dan Ahhhhhhhh...ahhhhhh Enak Kelvin sangat lama sehingga membuat ricko menungg dengan lama. Ricko Memanggil? sudah bro?? kelvin" Belum Bro Tunggu Sebentar ya bro" Kelvin Pun dengan Kencang Memompa Sehingga Membuat Cindy Berkata"Ko Uda Ko Plizzz sakit ko Uda ya" Cindy Pun Ingin Mengakhiri Pemainan, Tapi Kelvin Pun Tidak Bodoh dia Terus Memompa tanpa Belas Kasihan. AHHH ,,KO Ud plliiiizzzz ko ud ko ahhhhhhhh plizzz.

Tiba-tiba Cindy Pun Menghentikan Permainan dan Tertidur Lemas di Kasur. Kelvin Pun Binggung Karena Sudah di Ujung Puncak. Kelvin Pun Menyuruh Cindy Mengisap Batangnya dan Cindy Pun Melakukan Aksinya .Tapi Cindy Muntah,,,Karena Kecapekan..

dan Kelvin Pun Terus Mengajak Cindy dan Cindy hanya bisa tidur lemas sambil mengocok batang dari Kelvin. Selang Beberapa Menit Kemudian Akhirnya Kelvin Pun Mengeluarkan Cairan Panasnya.

Tanpa basa basi Kelvin Pun Langsung Membuka Pintu dan Membiarkan Ricko Yang Menunggu di luar kamar hampir 1 jam lebih.

Ricko"Gimana Bro?" Kelvin "ud Bro Mantap X Bro" Ricko"Bagus Lah" Ricko Pun Melanjutkan Aksinya Lagi pada Sesi Ke2 Tapi Cindy Sedang Ketoilet Untuk Membersihkan dirinya. Kelvin "Lama kali dia" Ricko"Iya Ntah Ngapain ,Ngeri Juga Kau Bro ya Ampek Kedengaran Suara Goyangan Tempat Tidur di Luar tadi .Dindingnya Pun Macam Mau Runtuh Lu buat" Kelvin "Hahahaha Ga La Bro Maklum Masih SOS Aku" Ricko" Coba Lu Pigi Cek sana Mati ga dia di kamar mandi" Kelvin Pun Langsung Pergi Mengecek Keadaan Cindy

Rupanya Cindy Menangis di depan Kamar Mandi dan Kelvin Pun Menanyakan" Kamu Kenapa?" Cindy" Ga Ap2 kok Ko" Kelvin" ooo Kamu Masih sayang ya sama Ricko?" Cindy" Kalau ga sayang saya tidak mau ko berbuat gini" Kelvin pun Merasa Bersalah Banget atas Kejadian itu karena Cindy tidak tau kalau dalang dari semua adalah otak dari kelvin.

dan Kelvin pun Langsung Memeluk cindy dan Mengajak nya masuk kamar lagi. Ricko Pun Melanjutkan aksi trip keduanya dan Tanpa basa basi Cindy pun Mengemut Kembali Barang Ricko. Kelvin Yang Baru Selesai Pun Langsung Tidur karena Merasa Capek akan Kondisi Tadi.

Cindy dan Rcko pun Bermain dengan Liar di Trip Ke 2 Sehingga Cindy Menjerit Kesakitan Ahhh,,,ahhh,,,, dan Ricko Pun Terus Memopa. Sehinnga Hal tersebut Membuat Vagina Cindy Lecet... Ahhhh Sakit Ricko,,,Ahhhhhhhhh

Pertandingan Pun Selesai dan Kami Bertiga Pun Tidur dengan Pulas Sampai Jam 9 Pagi. Ricko Pun Pergi Kerja dan Meniggalkan Cindy dan Kelvin di kamar, Sedangkan Beberapa Selang Ricko Pergi Kelvin dan Cindy pun Cek Out Hotel dan Mereka Pun Pisah Jalan Untuk Pulang Ke Rumah Masing-Masing.



Kehangatan di Tempat Kos

 Kehangatan di Tempat Kos

Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate
Cerita Dewasa -Cerita Ku Langsung Saja Ke topiknya saat itu aku sedang makan di kantin bersama Mimi, kami bercanda sambil gosipin menunggu jam kuliah masuk, dan pada saat itu

Cerita Panas -pukul 13.00 bisa kebayang jam seperti itu kantin pasti penuh, saking asyknya kita bercanda aku
dikagetkan dengan seseorang yang menpuk pundakku.

Cerita Sex -“Helo girls, gabung yah, penuh nih !” sapa orang itu yang ternyata si Joko, salah satu playboy
kampusku yang dua minggu lalu terlibat ML denganku

“Penuh apa alasan buat bisa deketin kita, heh ?” goda Mimi padanya.

“Iya nih, dasar, itu tuh disana aja kan ada yang kosong, hus…hus..!!” kataku dengan nada
bercanda“Maunya sih…cuma kalo gua disana takutnya ada yang merhatiin gua, jadi mendingan gua deketin
sekalian” kelakarnya dengan gaya khas seorang playboy.“Gila ga tau malu amat, jijay lo !” sambil
kucubit lengannya

Agen Judi Bola -Kami bertiga menikmati makan dan obrolan kami semakin seru dengan datangnya pemuda ini. Harus kuakui
Joko memang pandai berkomunikasi dengan wanita dan menarik perhatian mereka. Dalam empat sekawan
geng-ku saja dia sudah pernah menikmati petualangan sex dengan tiga diantaranya (termasuk aku),
tinggal si Indah yang belum dia rasakan.

“Kuliah jam berapa lagi nih kalian ?” tanyanya“Gua sih masih lama, jam tiga nanti, pulang tanggung”
jawabku“Kalo gua sih sebentar lagi jam satu masuk, BT deh kuliahnya Bu Dinah yang killer itu” jawab
Mimi sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

“Halo Ci….hai Nana (Mimi) !” sapa Indah yang tiba-tiba nongol dari keramaian orang lalu duduk di
sebelah Mimi.

Hari itu Indah tampil dengan penampilan barunya yaitu rambutnya yang panjang itu dicat coklat sehingga
nampak seperti cewek indo. Dia terlihat begitu menawan dengan baju pink yang bahunya terbuka dipadu
celana panjang putih.

Kuperkenalkan Joko pada Indah, berbeda dengan kami bertiga yang dari fakultas yang sama, Sastra
Inggris, Indah berasal dari Fakultas Ekonomi sehingga dia belum mengenal Joko. Begitu kenal dengan
Indah, Joko langsung beraksi dengan kata-kata dan pujian gombalnya.

Dengan sifat Indah yang gaul itu mereka cepat akrab dan omongannya nyambung.“Dasar aligator darat”
begitu gumamku dalam hati sambil menyedot minumanku.Tak lama kemudian HP Mimi berdering lalu dia
pamitan karena ada janji mau mengerjakan tugas kelompok dengan temannya di perpustakaan.

Jadi sekarang tinggallah kami bertiga.“Ngapain yah enaknya sambil nunggu, bosen kan disini terus ?”
kata Indah setelah menghabiskan kentang goreng dan minumnya. Ternyata dia sedang menunggu kuliah jam
tiga juga.

“Ke kost gua gimana ? gua sih dah beres ga ada apa-apa lagi” usul Joko Kami pun mengiyakan daripada
menunggu dua jam lebih di kampus, di kostnya kan banyak film jadi bisa nonton dulu. Kami pun berjalan
ke gerbang samping yang menuju ke kostnya setelah membayar makan.

Hanya dalam lima menit kami sudah tiba di tujuan. Kostnya cukup besar dan bagus karena termasuk kost
yang mahal di daerah sini, terdiri dari dua tingkat dengan kamar mandi di kamar masing-masing.

Penghuninya campur pria-wanita, tapi menurut Joko lebih dari setengahnya wanita, makannya dia betah
di sini.“Welcome to my room, sori yah rada berantakan” dia membukakan pintu dan mempersilahkan kami
masuk ke kamarnya di tingkat dua.

Ini bukan pertama kalinya aku ke sini, aku bahkan pernah ML disini saat one night stand dengannya.
Pada temboknya terpampang beberapa poster pemain sepak bola, juga ada sebuah poster anime Kenshin.
Foto pacarnya yang kuliah di luar negri dipajang diatas meja belajarnya yang sedikit acak-acakan.

Kami ngobrol-ngobrol sambil menikmati snack hingga akhirnya obrolan kami mulai menjurus ke masalah
seks. Joko tanpa basa-basi menawarkan nonton film bokep koleksinya, dipilihnya salah satu vcd bokep
Jepang favoritnya.

Aku tidak ingat judulnya, yang pasti adegannya membuatku merinding. Kami bertiga hening menatapi layar
komputer seakan terhanyut dalam adegan yang pemerkosaan masal seorang wanita oleh beberapa pria,
sperma pria-pria itu berhamburan membasahi si wanita.

Darahku serasa memanas dan selangkanganku mulai basah. Indah di sebelahku juga mulai gelisah, dia
terlihat menggesek-gesekkan kedua pahanya. Dan, si Joko….oh dia meremas-remas tangan Indah, dia juga
mulai berani mengelus lengannya.

Melihat reaksi Indah yang malu-malu mau dan sudah terangsang berat, Joko makin berani mendekatkan
mulutnya ke pundak Indah yang terbuka. Indah menggelinjang kecil merasakan hembusan nafas Joko pada
leher dan pundaknya.

Karena sudah merasa horny, ditambah lagi Joko dan Indah mulai beraksi, akupun tidak malu-malu lagi
mengekspresikan nafsuku pada Indah yang duduk paling dekat denganku. Tanganku merayap lewat bagian
bawah bajunya dan terus menyelinap ke balik bra-nya.

Aku dapat merasakan putingnya makin mengeras ketika kumain-mainkan dengan jariku. Mulutku saling
berpagutan dengannya, lidah kami saling beradu dan bertukar ludah. Sementara di sebelah sana, Joko
mulai menjilati leher dan pundaknya, disibakkannya rambut panjang itu lalu dihirupnya wangi tubuhnya
sebelum cupangannya berlanjut ke leher dan belakang telinganya.

Indah mendesah tertahan menikmati perlakuan ini, tangannya mulai bergerak meraih penis Joko yang
masih tertutup celana jeansnya, diraba-rabanya benda yang sudah mengeras itu dari luar. Ciuman Joko
menurun lagi ke bahu Indah sambil menurunkan pakaian dengan bahu terbuka itu secara perlahan-lahan,
suatu cara profesional dan erotis dalam menelanjangi seorang wanita.

Aku juga ikut menurunkan pakaian Indah dari sebelah kiri sehingga pakaian itu sekarang menggantung di
perutnya. Dengan cekatan Joko menurunkan cup BH kanannya dan langsung melumatnya dengan rakus.

Indah melenguh merasakan payudaranya dihisap kuat oleh Joko. Aku sekarang melepaskan pakaianku
sendiri hingga bugil lalu mendekati Joko yang sudah merebahkan tubuh Indah di ranjangnya. Kupeluk
pinggangnya dari belakang dan melepaskan sabuknya disusul resleting celananya.

Joko berhenti sejenak untuk membiarkanku melucuti dirinya, disaat yang sama Indah juga melepasi
pakaiannya. Kini kami bertiga sudah telanjang bulat. Kami menyuruh Joko rebahan di ranjang agar bisa
menservis penisnya. Penis yang sudah mengeras kukocok dan kujilati, lalu kumasukkan ke mulutku.

Bersama dengan Indah, kami bergantian melayani ‘adik’ Joko dengan jilatan dan emutan. Indah melakukan
aktivitasnya dengan terngkurap diatas tubuh Joko dengan kata lain mereka dalam posisi 69, jadi Joko
bisa menikmati vagina Indah sementara kami berdua menikmati penisnya.

Joko sangat menikmati vagina Indah, hal ini nampak dari cara dia menjilat dan menyedot liang itu,
terkadang suara hisapannya terdengar jelas sehingga membuat Indah mengerang pendek. Beberapa menit
kemudian Indah mengerang lebih panjang dan suara seruput Joko terdengar lebih jelas, ternyata Indah
sudah mencapai orgasme pertama.

Joko mengganti posisi, Indah disuruh telungkup di ranjang dan pantatnya diangkat menungging, Joko
sendiri mengambil posisi di belakangnya dan mengarahkan senjatanya ke vagina Indah. Indah merintih
sambil meremas sprei menikmati penis Joko melesak masuk membelah bibir bawahnya.

Ketika penis itu masuk sebagian, Joko menghentakkan pinggulnya dengan bertenaga sehingga penisnya
amblas seluruhnya dalam vagina Indah. Tubuhnya tersentak pelan dengan mata membelakak diikuti dengan
erangan nikmatnya.

Joko memompa Indah dengan gerakan-gerakan yang mantap dan erotis sehingga Indah tidak sanggup berkata
apa-apa selain mengap-mengap keenakan. Kedua tangannya menjelajahi payudara Indah yang berukuran
sedang tapi padat, kedua putingnya dipencet-pencet atau dipelintir.

Aku sendiri yang tidak tahan hanya menonton mengambil posisi berselonjor di depan Indah, kedua pahaku
kubuka lebar dan kudekatkan ke wajah Indah.“Dah…jilatin punya gua yah…ga tahan nih !”Indah mulai
menjilati paha dan vaginaku, lidahnya menari-nari menggelikitik klitorisku yang sudah menegang
sementara tangannya meraih payudaraku dan mencubit-cubit putingku.

Lidah Indah memberi rangsangan tak terkira pada kemaluanku sehingga aku tidak tahan untuk tak
mendesah. Desahan kami bertiga pun terdengar memenuhi kamar ini. Kami berganti posisi menjadi woman on
top, Indah bergoyang di atas penis Joko dan aku naik ke wajah Joko berhadapan dengan Indah, kini
vaginaku dilayani oleh Joko dengan lidahnya.

Sambil terus bergoyang aku berciuman dengan Indah, aku kembali menikmati lidah sesama jenisku, kami
bercipokan sambil mengeluarkan desahan-desahan tertahan. Ciuman Indah terus turun ke leherku hingga
berhenti di payudara kananku, sebuah gigitan kecil disertai hisapan pada daerah itu membuatku
menggeliat, disusul tangan Joko menjulur dari bawah mencaplok yang kiri.

Ooohh…sepertinya bagian sensitifku diserang semua, lidah Joko yang dikeraskan itu melesak masuk lebih
dalam dan bergoyang menggelikitik dinding kemaluanku, tangannya yang satu meremas dan sesekali menepuk
pantatku yang sekal.

Aku semakin erat mendekap Indah sambil satu tanganku meremas payudaranya. Tak lama kemudian aku merasa
sesuatu yang mendesak keluar dari bawah sana, ahh…aku tak sanggup lagi menahan cairan cinta yang mulai
membasahi vaginaku.

Hal yang sama juga dialami Indah tak lama kemudian, dia melepas emutannya pada putingku, nafasnya
makin memburu dan dia menaik-turunkan tubuhnya dengan lebih cepat.

Tubuh kami berdua mengejang hebat dan erangan klimaks keluar dari mulut kami. Joko menusuk-nusukkan
jarinya ke vaginaku membuat cairan itu makin membanjir dan tubuhku makin tak terkendali, aku mendesah
panjang tanpa mempedulikan rasa sakit dari kuku Indah yang mencakar lenganku.

Cairanku diseruput Joko dengan rakusnya, vagina Indah juga mengeluarkan banyak cairan sehingga
menimbulkan bunyi kecipak air. Goyangan kami mulai mereda, kami berpelukan menikmati sisa-sisa orgasme
barusan, kami menghimpun nafas kami yang kacau balau, keringat seperti embun membasahi dahi dan tubuh
kami.

Akhirnya kujatuhkan diriku ke samping dan Indah jatuh di dekapan Joko. Joko menoleh ke samping
bertatapan muka denganku lalu mengembangkan senyum, nampak mulutnya masih basah oleh cairan cintaku.
Hebat juga dia, bisa membuat dua wanita klimaks dalam waktu hampir bersamaan, begitu pujiku dalam
hati.

“Gimana girls, ready for next round ? gua belum keluar nih” katanya sambil mengelus rambut panjang
Indah.

“Hhhh…lu duaan aja dulu deh, gua kumpul tenaga dulu. Heh sialan lu Ndah, pakai cakar-cakaran segala
sakit tau, nih !” omelku memperlihatkan bekas cakaran di lengan kiriku yang sedikit berdarah sambil
mencubit lengannya.

“Hihihi…sory dong Ci, tadi kan kita lagi lupa daratan lagi, yang penting kan enjoy juga” jawabnya
santai sambil tersenyum kecil.Sebentar kemudian Joko sudah membalikkan tubuh Indah menjadi telentang
dibawahnya, lalu kembali penisnya dimasukkan ke vagina Indah diiringi desahannya.

Ranjang ini sudah mulai bergetar lagi oleh goyangan tubuh mereka. Sambil menggenjot Joko meraih
payudaraku dan memencetnya lembut sebagai sinyal mengajakku segera bergabung.“Ntar yah, gua mo minum
dulu nih, haus” kataku sambil bangkit berdiri dan mengambil sebuah gelas, aku membuka kran dispenser
yang terletak di dekat jendela untuk mengisi air.

Ketika sedang meneguk air tiba-tiba aku mendengar suara kresek-kresek di pintu. Kutajamkan
pendengaranku dan melihat ada seperti bayangan di celah bawah pintu, pasti seseorang mengintip kami
pikirku.

Aku tadinya bermaksud memberitahu mereka, tapi sebaiknya kuselidiki sendiri karena mereka sedang sibuk
berpacu dengan nafsu sampai tidak begitu menghiraukanku. Kusingkap sedikit tirai jendela untuk melihat
siapa di luar sana, ada seseorang pria sedang menempelkan telinganya pada pintu, dia juga berusaha
mencari-cari lubang untuk mengintip, tapi wajahnya tidak jelas.

Dalam pikiranku terbesit sebaiknya kuajak saja dia untuk meramaikan, mumpung aku daritadi belum
dimasuki penis karena Joko sedang asyik menggumuli Indah. Maka sebelumnya aku melihat dulu sekeliling
apa ada orang lain lagi selain dia, letak kamar ini cukup strategis agak ujung dan jauh dari
keramaian,

Setelah yakin tidak ada siapapun lagi selain pengintip ini kuberanikan diri membuka pintu
mengejutkannya. Pelan-pelan gagang pintu kuputar dan…hiya…orang itu terdorong masuk karena sedang
menyandarkan tubuhnya pada pintu, dengan cekatan pintu kembali kututup. Orang itu benar-benar
terkejut, bingung, dan terangsang melihat sekelilingnya bugil dan ada yang bersenggama pula.

Joko dan Indah yang sedang berasyik-masyuk kontan ikut terkejut, Indah menyambar guling untuk
menutupi tubuhnya dan menjerit kecil. Belakangan aku tahu dia adalah kacung di kost ini, namanya
Dadan, usianya masih 17 tahun, anaknya tinggi kurus dan berkulit sawo matang.

Tadinya dia cuma mau mengambil barang di gudang yang kebetulan harus lewat kamar ini, ketika itu lah
dia mendengar suara-suara aneh dan terpancing untuk mendengar dan mengintipnya. Dia langsung
tertunduk-tunduk minta maaf berkali-kali karena dimarahi Joko yang merasa gusar diintip olehnya.

Namun ketika Joko merenggut kerah baju pemuda itu dan hendak memukulnya buru-buru aku mencegah dan
menenangkan si Joko yang bertemperamen tinggi.

“Ehhh…udah-udah, dia kan ga sengaja tadi, kita juga yang salah terlalu keras suaranya…udah lu sana aja
terusin pestanya sama Indah, biar dia gua yang urus, lagian di sini kurang cowoknya” bujukku
mengedipkan sebelah mata pada Joko.

Kuelus-elus dada Joko dan berusaha menenangkannya, setelah kubujuk-bujuk akhirnya dia mundur
juga.“Tenang Jok, lu orang terusin aja, biar gua urus yang ini”

Akupun tersenyum padanya mencoba mengajak bicara sambil memegangi kedua lengannya, kurasakan tubuhnya
masih agak gemetar dan tertunduk, entah karena tegang, kaget, atau malu.

“Nama lu Dadan ya ?” tanyaku dengan lembut dan dijawab dengan anggukan kepalanya.“Lu tadi udah ngeliat
apa aja Dan ?” tanyaku lebih lanjut

“Belum liat apa-apa kok Non, sumpah…saya cuma denger suara-suara terus saya cari tau” jawabnya
terbata-bata

“Terus kamu tau apa yang kita kerjain barusan itu ?” dijawab lagi dengan anggukan kepala“Kamu pernah
ngerasain ngentot sebelumnya ?”

“Nggak pernah Non, paling cuma liat di VCD sambil coli”

“Ya udah Dan, berhubung kamu udah disini gimana kalau mbak ajarin kamu soal gituan” aku tersenyum lagi
dan mengangkat wajahnya yang tertunduk, walaupun gugup tapi matanya terus ke arah tubuhku yang polos,
sebentar-sebentar juga melihat ke arah Indah

“Sini Mbak bukain bajunya, biar enakan, ayo…jangan malu-malu disini semua bugil kok !” kulucuti
pakaiannya tanpa menunggu responnya, dia masih malu-malu menutupi penisnya dengan tangan.

Kutepis tangannya dan kugenggam penis yang masih setengah tegang itu, aku berlutut di depannya dan
mulai menjilati benda itu, kemasukkan bagian kepalanya ke mulutku dan kuemut pelan. Aku melirik ke
atas melihat reaksi wajahnya dengan mata merem-melek dan menelan ludah memperhatikan aku mengoralnya.

Makin kukocok benda itu terasa makin keras dan besar, memang ga jumbo size sih, namanya juga ABG, tapi
kerasnya lumayan.“Hmmmhhh…Mbak…geli mbak !” erangnya gemetaran.“Udah jangan cerewet, dikasih enak
gratisan malah bawel, nanti juga ketagihan kok” jawabku.

Tiba-tiba terdengarlah suara musik heavy metal mengalun di kamar ini, sambil terus menyepong
kulirikkan bola mataku ke arah suara. Ternyata si Joko menyalakan MP3 di komputernya dan menyetel
volume suaranya untuk meredam suara kami.

Kemudian mereka yang tadinya melongo memperhatikanku mengerjai anak muda sudah mulai lagi dengan
kesibukan mereka. Kini Joko menaikkan kedua tungkai Indah ke bahunya dan kembali melesakkan penisnya
ke vaginanya.

Setelah beberapa kumainkan dalam mulutku, penis itu mulai berkedut-kedut, pemiliknya juga mendesah
makin tak karuan. Akupun semakin dalam menelan benda itu hingga menyentuh daging lunak di
tenggorokanku.

“Mbak…ohhh…enakk banget mbak…aahhh !” desahnya panjang bersamaan dengan spermanya yang ngecret di
dalam mulutkuPipiku sampai kempot mengisap dan menelan cairan itu dengan nikmat, tak setetes pun
tertinggal. Kemudian akupun bangkit berdiri sambil tetap menggenggam penisnya yang masih ngaceng tapi
agak berkurang tegangnya.

“Gimana Dan, pernah diginiin ga sama cewek sebelumnya, rasanya gimana ?” tanyaku dengan senyum
nakal.“Baru pertama kali mbak…he-eh emang enak banget” katanya masih dengan nafas terengah-engah.

“Ini baru pemanasan Dan, masih banyak yang lebih enak kok, yuk sini deh !” kataku seraya menaikkan
pantat ke meja belajar dan mekangkangkan kedua belah paha mulusku.Kubimbing penisnya ke arah vaginaku
yang terkuak lebar, setelah tepat sasaran kusuruh dia menggerakkan pinggulnya ke depan.

Blesss….terbenamlah penis itu ke dalamku diiringi desahan nikmat kami. Tanpa kuajari lagi dia mulai
menggerak-gerakkan pinggulnya maju-mundur, sodokannya walaupun terasa makin mantap tapi rasanya masih
ada yang kurang yaitu dia tidak memberi rangsangan pada bagian sensitifku lainnya, maklumlah namanya
juga perjaka, masih amatiran.

Aku harus terus berinisiatif mengajarinya, maka kutarik kepalanya mendekati payudaraku yang membusung,
kusuruh dia mengeyotnya sepuas hati. Barulah dia mulai berani menjilati dan mengulum payudaraku,
bahkan tangan satunya kini aktif menggerayangi payudaraku yang lain.
Entah karena terlalu nafsu atau kelepasan dia gigit putingku yang kanan dengan cukup keras, sampai aku
menjerit.“Aakkhh…Dan sakit, jangan keras-keras dong !”Di seberang sana Indah sudah dibuat orgasme
entah yang keberapa kalinya.

Tak sampai lima menit berikutnya Joko pun mendesah panjang mencapai klimaksnya, dia mencabut penisnya
dari vagina Indah dan menumpahkan isinya diatas perut rata Indah. Merekapun roboh bersebelahan, Indah
mengusap-ngusapkan sperma itu ke tubuhnya dan menjilati sisi-sisanya di jari.

Dadan masih terus menyodokku dari depan, gairahku makin memuncak saja, vaginaku terasa makin panas
akibat gesekan dengan penisnya, suara erangan kami terlarut bersama dengan dentuman musik rock dari
komputer.

Bosan dengan posisi ini, dia memintaku ganti gaya. Sekarang kami melakukannya dengan gaya berdiri, aku
berpegangan pada tepi meja sambil disodok dari belakang, dengan posisi demikian tangannya lebih bebas
menggerayangi payudaraku yang bergantung, putingku dipencet dan dipilin-pilin terkadang agak kasar
sampai benda itu mencuat tegang.

“Dan…tambah cepet dong…mbak udah mau nih…!!” aku mengerang lirih saat kurasakan klimaks sudah
diambang.

“Ooohhh…ahhh…saya juga….kok rasanya tambah…enak mbak” sahutnya dengan menambah goyangannya

“Keluarin di…dalam….jangan cabut kontol lu…ahh” kataku dengan suara bergetarKamipun mencapai orgasme
bersama, tubuhku menggelinjang hebat, aku berteriak seolah mengiringi lagu di komputer, kepalaku
terangkat dan mataku merem-melek.

Si Dadan juga mendesah nikmat merasakan orgasme pertamanya bersama seorang wanita. Spermanya menyembur
banyak sekali di dalam rahimku, cairan hangat dan kental itu juga membasahi daerah selangkanganku
serta sebagian meleleh turun ke pahaku.

Tubuhku lemas bersimbah peluh dan jatuh terduduk di kursi terdekat. Kubentangkan pahaku lebar-lebar
agar bagian itu mendapat angin segar, soalnya rasanya panas banget setelah begitu lama bergesekan.
Liang kenikmatanku nampak menganga dan sisa-sisa cairan persengamaan masih menetes sehingga membasahi
kursi di bawahnya.

“Saya mau lagi dong Mbak, abis memek Mbak legit banget sih, lagi yah Mbak !” pintanya sambil
menggenggam penisnya yang masih tegang itu di dekat wajahku.“Iyah, tapi nanti yah, Mbak istirahat
sebentar” jawabku sambil mengelap keringat di wajahku dengan tisu.

Kulihat Joko bangkit dan mendekatiku, senjatanya sudah dalam posisi siap tempur lagi setelah cukup
istirahat. Dia belai rambutku dan meraih tanganku untuk digenggamkan pada penisnya.

“Yuk, Cit…sambil kumpulin tenaga, kasih senjata gua amunisi dulu dong !” pintanyaAkupun memijati benda
itu diselingi jilatan. Melihat si Dadan yang bengong aku pun menarik tangannya menyuruh berdiri di
sisi kananku.

Maka dihadapanku sekarang mengacunglah dua batang senjata yang saling berhadapan dan masing-masing
kugenggam dengan kedua tanganku. Kugerakkan tangaku mengocok keduanya, mulutku juga turut melayani
silih berganti.

Merasa cukup dengan pemanasan, Joko menyuruhku berhenti, dan menyuruhku bangun dulu, lalu dia duduki
kursi itu baru menyuruhku duduk lagi di pangkuannya (sepertinya mau gaya berpangkuan deh).

Dengan agak kasar dia menyuruh Dadan menyingkir“Heh, sana lo….kali ini giliran gua tau, jangan ganggu
lagi !”

“Eee…udah jangan galak ah, gitu-gitu juga dia kan yang bantu-bantu lu orang di sini” sahutku mengelus
lengan Joko.“Dan lu minta mbak yang itu aja buat ngajarin lu” lanjutku “Dah mau yang ajarin dia
bentar kan, masih pemula nih”

Sekarang Dadan tidak segrogi saat pertama main denganku barusan, dia menindih tubuh Indah yang masih
terbaring. Indah mengajarinya teknik berciuman, nampaknya Dadan cepat dalam mempelajari teknik-teknik
bercinta yang kami ajarkan,

Sebentar saja dia sudah nampak beradu lidah dengan panasnya bersama Indah, tangannya juga kini lebih
aktif menjelajahi lekuk-lekuk tubuh Indah memberi rangsangan. Indah yang gairahnya sudah bangkit lagi
merespon dengan tak kalah hebat.

Dia berguling ke samping sehingga dia kini di atas Dadan, lidahnya tetap bermain-main dengan lidah
lawannya sementara tangan lembutnya meraih penis pemuda tanggung itu serta mengocoknya, Dadan
mendesah-desah tak karuan menghadapi keliaran Indah.

Indah membimbing penis itu memasuki vaginanya, dengan posisi berlutut dia turunkan tubuhnya hingga
penis itu melesak masuk ke dalamnya. Kemudian mulailah dia menaik-turunkan tubuhnya dengan gencar
membuat pemuda tanggung itu kelabakan. Kedua tangan Dadan mencengkram kedua payudara Indah dan
meremasinya dengan bernafsu.

Di tempat lain aku sedang asyik menggoyangkan tubuhku di pangkuan Joko. Vaginaku dihujam penisnya
yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi makin cepat memijati miliknya.

Tangannya yang mendekapku dari belakang terus saja menggerayangi payudaraku dengan variasi remasan
lembut dan kasar. Kutengokkan wajahku agar bisa berciuman dengannya, lidah kami saling membelit dan
beradu dengan panasnya.

Beberapa menit kemudian mulutnya merambat ke telingaku, dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku
merinding dan makin terbakar birahi. Mulutnya terus mengembara ke tenguk, leher, dan pundakku
meninggalkan bekas liur maupun bercak merah.

Tanpa terasa goyangan tubuh kami semakin dahsyat sampai kursinya ikut bergoyang, kalau saja bahannya
jelek mungkin sudah patah tuh kursi. Posisi ini berlangsung 20 menit lamanya karena kami begitu
terhanyut menikmatinya. Selama itu terdengar dua SMS yang masuk ke ponselku namun tak kuhiraukan agar
tak merusak suasana.

Akhirnya akupun tak bisa menahan orgasmeku, tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa
berkunang-kunang. Mengetahui aku akan segera keluar, dia makin bergairah, tubuhku ditekan-tekan
sehingga penisnya menusuk lebih dalam, tangannya pun semakin kasar meremasi payudaraku.

“Aaaahhkkkk….!” jeritku bersamaan dengan lagu mp3 yang hampir berakhirKugenggam erat lengan Joko dan
menggigit bibir merasakan gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Aku merasakan cairan cinta yang
mengalir hangat pada selangkanganku.

Akupun akhirnya bersandar lemas dalam dekapannya, penisnya tetap menancap di vaginaku, nafas kami
tersenggal-senggal dan keringatpun bercucuran dengan derasnya. Kemudian dia angkat tubuhku hingga
penisnya tercabut, tangan satunya menyelinap ke lipatan pahaku.

Diangkatnya tubuhku dengan kedua lengan, aku menjerit kecil saat dia tiba-tiba menaikkanku ke
lengannya karena kaget dan takut jatuh. Dibawanya aku ke ranjang lalu diturunkan di sana, nafasku
belum teratur sehingga nampak sekali dadaku turun naik seperti gunung mau meletus.

Tepat disebelah kami Dadan sedang menindih tubuh telanjang Indah dengan gerak naik-turun yang cepat.
Indah hanya bisa menggelinjang dan mendesah, rambut panjangnya sudah kusut tak karuan, matanya menatap
kosong pada kami.

“Lagi yah Ci, dikit lagi tanggung gua belum keluar nih” pinta Joko sambil merenggangkan kedua
pahaku.Aku hanya pasrah saja mengikuti apa maunya. Dengan lancar penisnya yang sudah basah dan licin
itu meluncur ke dalam vaginaku, aku mendesis dan meremas sprei saat dia hentakkan pinggulnya hingga
seluruh penisnya masuk.

Lagu dari komputer entah sudah berganti berapa kali, kali ini yang mengalun adalah lagunya Aerosmith
yang dipakai soundtrack film ‘Armageddon’nya Bruce Willis. Lagu ini mengiringi permainan kami dalam
babak ini. Perkasa juga si Joko ini, dia masih sanggup menggenjotku dengan frekuensi tinggi sampai
tubuhku terguncang hebat, padahal sebelumnya dia sudah membuatku dan Indah orgasme, kekuatannya jauh
lebih meningkat dibanding ketika pertama kali one night stand denganku setahun lalu.

Aku menggenggam tangan Indah dan bertatapan wajah dengannya“Udah berapa kali Ndah ?” tanyaku
bergetar“Nggak tau…udah aahh…keenakan…ga hitung…lagi” jawabnya dengan mata merem melek.

Aku makin tak terkontrol, kepalaku kugelengkan ke kiri-kanan, sesekali aku menggigit jari saking
nikmatnya kocokan Joko.

Dia mempermainkan birahiku dengan sengaja tidak menyentuh payudaraku membiarkannya bergoyang-goyang
seirama badanku, sehingga aku sendiri yang berinisiatif meraih tangannya dan meletakkannya di
payudaraku, barulah dia mulai memencet-mencet putingku membuatku semakin terbakar.

Akhirnya akupun sudah tidak kuat lagi, perasaan itu kuekspresikan dengan sebuah erangan panjang dan
menarik sprei di bawahku hingga berantakan.“Udah dulu dong, Jok…gua gimana bisa kuliah ntar !” pintaku
dengan terengah-engahTubuhku basah seperti mandi saja, habis AC kamarnya lagi rusak sih, sementara ini
cuma ada kipas angin berukuran sedang, sedangkan iklim di Jakarta tau sendiri kan seperti apa
gerahnya.

Paham dengan kondisiku, dia biarkan aku beristirahat, dikecupnya bibirku dengan lembut disertai
sedikit kata-kata manis dan pujian, setelah itu dia beralih ke Indah untuk menuntaskan hajatnya yang
tinggal sedikit lagi. Kuseka dahiku yang bercucuran keringat lalu kulirikkan arlojiku, 20 menit lagi
jam tiga, harus segera siap-siap kembali ke kampus.

Indah yang sedang dalam posisi dogie digarap dari dua arah oleh mereka. Dadan yang menyodoknya dari
belakang akhirnya klimaks, dia mengeluarkan penisnya dan menyiramkan isinya di punggung dan pantat
Indah.

Si Joko yang sedang menyetubuhi mulut Indah juga tak lama kemudian menyusul, dia mengerang sambil
menahan kepala Indah pada penisnya. Indah sendiri hanya bisa mengerang tertahan dan matanya merem
melek menerima semprotan sperma Joko, nampak cairan putih itu meleleh sedikit di pinggir bibir
mungilnya.

Joko ambruk di sisiku dengan memeluk Indah yang menyandarkan kepalanya ke dada bidangnya, si Dadan
terduduk lemas di bawah ranjang (karena ranjang sudah penuh sesak). Setelah tubuhku cukup stabil,
pelan-pelan aku bangkit menuju kamar mandi dengan langkah gontai.

Disana aku mencuci muka, dan membersihkan ceceran sperma di tubuhku dengan air. Indah masuk ketika aku
sedang duduk di toilet buang air kecil.


“Huh…ngagetin aja lu Dah, rambut acak-acakan kaya kuntilanak gitu lagi !” ujarku“Kuntilanak bajunya
putih oi, ga bugil gini” jawabnya asal, lalu menyalakan kran wastafel.

Setelah selesai berbenah diri, kami mengenakan kembali pakaian kami untuk kembali kuliah. Saat itu jam
sudah menunjukkan hampir pukul tiga, maka itu kami agak terburu-buru sampai aku melupakan ponselku
sehingga pulang kuliah aku harus balik lagi ke sini untuk mengambilnya.

Kami berlari-lari kecil ke kampus, mana ruang kuliahku di lantai tiga lagi, aku sampai ke kelas
terlambat lima menit, untung belum melebihi toleransi keterlambatan. Di kelas pun aku tidak bisa fokus
karena selain masih lelah, dosennya, Pak Iwan ngomongnya juga slow motion, bikin ngantuk saja sehingga
beberapa kali aku menguap.

Temanku di sebelah bahkan bertanya“Baru bangun tidur lu Ci ? kok kusut gitu” karena make up ku memang
agak luntur waktu cuci muka tadi“Iyah nih masih ngantuk tadi di kost temen belum cukup tidurnya”
jawabku tersenyum dipaksa Lelah sekali hari itu sehingga begitu sampai di rumah aku langsung tiduran
dan bangun jam tujuh malam, baru mandi untuk bersiap-siap menunggu jemputan Verna dan lainnya untuk
nge-dugem malam itu