Kamis, 28 April 2016

Digilir Teman-Teman Suamiku by: redwinbet.com

Digilir Teman-Teman Suamiku


Hampir 2 tahun sudah aku menikahi Winny, istriku yang cantik jelita. Waktu kuliah dulu kami sudah pacaran. Winny adalah bunga kampus yang diperebutkan banyak lelaki. Aku beruntung bisa mendapatkannya dan menikahinya kini. Rambut sepundak, kulit putih dan ukuran bra 36B cukuplah membuatku ereksi tiap kali melihatnya hingga kini.

Tapi dua bulan terakhir perasaanku terganggu. Winny mulai sering pulang lebih malam dari biasanya dan hampir tiap minggu ia alasan ke luar kota. Di rumah ia lebih sibuk dengan HPnya dari pada ngobrol denganku suaminya.

Redwinbet.com | Suatu ketika ia sedang bekerja dengan laptopnya di rumah. Saat ia sedang ke kamar kecil, aku mencuri kesempatan. aku buka file komputernya. Ternyata Winny sedang chatting dengan seorang pria dan obrolannya sangat mesra. Aku membacanya terburu-buru, perasaanku tak karuan. Dan menjadi semakin prah ketika aku membaca obrolannya seperti ini:

“thanks ya cantik, kemarin di Bandung enak banget deh. Jadi pingin cek in lagi sama kamu”.

Ah gila ternyata Winny selingkuh! Aku berusaha menahan diri dan bersikap seolah tak tahu apa-apa sambil berpikir apa yang harus kulakukan. Esoknya tiba-tiba terbesit sebuah rencana gila. Aku tak ingin terjadi pertengkaran apalagi melabrak laki-laki itu. Tak ada gunanya! Aku cuma ingin beri pelajaran buat istriku.

Aku segera mengontak beberapa kawan-kawan lamaku dulu. Joko, alvian, Jimmy, Andy. Kami dulu doyan sekali pesta sex semasa kuliah. Dan kini aku akan kontak mereka lagi untuk rencanaku memberi pelajaran buat istriku yang selingkuh. Sebuah rencana untuk memperkosa istriku bergiliran!

Rencananya: aku akan ngajak istriku Winny untuk cek in di sebuah hotel. lalu aku akan berpura-pura keluar untuk beli rokok. 15 menit kemudian kawan-kawanku akan masuk kamarku dan kemudian segera menggarap istirku.

Seusai rencana, pada hari Sabtu aku berhasil ngajak Winny cek in sebuah hotel di Jakarta Utara. “Sekali-kali bulan madu lagi dong sayang” kataku genit. Winny rupanya menyambut gembira ide ini. aku cek in sekitar jam 14.00 dan bermesraan sebentar dengannya.

1 jam kemudian rencana mulai dijalankan. Joko dan lainnya sudah menunggu di lobby. Aku ijin untuk keluar beli rokok. Kebetulan di hotel ini pintu kamarnya tak dilengkapi dengan ubang pengintip. Jadi kalao ada tamu yang ketok pintu, Winny tak bisa melihat siapa di luar.

Aku keluar dengan alasan beli rokok. Sedangkan Winny aku suruh untuk berpakaian sexy.

“kamu jangan pake baju ya sayang. Pake BH dan CD aja ato pake lingerie tapi jangan pake daleman. Biar sexy. Ntar papah balik kita langsung main” pintaku.

Winny tersenyum genit seraya setuju dengan usulku.

Aku turun ke lobby dan melakukan brifing terakhir dengan  Joko, alvian, Jimmy dan Andy. Mereka sudah menyiapkan sebuah lap dan obat bius. Rencananya nanti mereka akan mengetok pintu kamarku. Winny pasti mengira itu aku. Ia sudah kusuruh mengenakan baju seksi. Dan saat buka pintu, Joko cs akan langsung menyrebu masuk dan membekap Winny dengan obat bius kemudian menggarapnya.

Tok tok tok… pintu diketuk dan tak lama kemudian dibuka pelan. Winny agak ngumpet di balik pintu karena ia cuma memakai tanktop dan CD. Andy langsung nerobos masuk dan secepat kilat membungkam Winny dengan obat biusnya. Belum sempat istriku teriak, ia sudah keburu teler.

Ke 4 pria itu segera menjalankan tugasnya. Mereka membawa Winny duduk di kursi dan mengikat kedua tangannya setelah sebelumnya melepas tanktopnya. Setelah itu Joko memberikan obat penawar bius yang diolesi di depan hidung Winny. Sekejap Winny terbangun dan kaget menyadari dirinya sedang terikat tanpa baju dikelilingi 4 bertopeng.

Sebelum sempat teriak, Andy sudah mengeluarkan pisau duluan dan mengancam istriku, “heh kamu jangan teriak, ato kami akan bunuh kamu sekarang juga. Jadi jangan macam2” bentaknya. Winny yang ketakutan setengah mati langsung menurut.

“Pokoknya lo nikmatin aja, layanin kita-kita sampe puas dan jangan teriak ato lapor siapa-siapa, kecuali lu mau mati sekarang” timpal alvian.

Joko kemudian menutup mata Winny dengan kain. Istriku kini dalam kondisi duduk terikat tangannya dan matanya ditutup.

Kini giliranku masuk kamar. Ah gila! Istriku hanya memakai CD yang sudah turun sedengkul dan tanpa

BH. Rancana tahap awal berhasil! Matanya tertutup rapat dan ia tampak ketakutan. Ini sebuah pemandangan yang menggairahkan. Ke 4 kawanku sekarang sudah mulai buka celana dan terlihat penis-penis mereka sudah mulai mengacung keras. Ah permainan segera dimulai!

Joko, alvian, Jimmy, Andy mengelilinginya.

“heh dengerin ya manis, kalo kamu diem dan nurut kita juga nggak akan nyakitin kamu. Jadi kamu turutin aja apa yang kita mau” ancam Andy yang memang kutunjuk jadi ketua geng perkosaan ini.

Winny didudukan di kursi yang menghadap ke kasur. Joko memulai aksinya dengan meremas-remas dada Winny dari belakang sambil menciumi pipinya. Aku dengan leluasa merekam dan memotret semua adegan ini.

“oooohhh..jangaaan, ampuuuuun” Winny memelas.

Tapi sesuai arahan dariku, Andy mulai membentak “heh lo mau mati disini? Ni golok udah tinggal sabet aja ke leher lo.. udah lu diem aja!” bentaknya. Winny kemudian terdiam. Joko melanjutkan aksinya menggerayangi tubuh istriku. Tiba-tiba Joko menarik CD Winny dengan kencang. Winny kini bugil sepenuhnya sambil duduk terikat tak berdaya.

Aku tahu Winny mulai sangat ketakutan. Tapi justru itu yang membuatku makin terangsang. Aku ingin lihat ia disiksa secara seksual, bergiliran hingga lemas. Aku ingin lihat ia disetubuhi tanpa henti semalaman, diikat tangannya, kakinya, disodok mekinya dengan banyak pen|s dan dilumuri wajah dan tubuhnya dengan sperma. Aku ingin lihat Winny dientot bergilir.

alvian kini membuka celananya dan terlihat penisnya yang sudah ngaceng dengan urat-urat di sekelilingnya. Ia berdiri di depan Winny.

“ayo manis, isep nih” katanya sambil menjambak rambut Winny dan menekan kepalanya ke pen|s yang sudah keras itu.
“mmmmppfffffff….” Karna takut, Winny hanya menurut saja dan kini ia sedang menyepong jalantol alvian.

Aku memotret adegan itu dengan penisku yang ngaceng juga. alvian menjambak dan menahan kepala istriku sambil menyodok-nyodok mulut Winny dengan penisnya. Aahhh…nafsuin sekali!

5 menit kemudian alvian membenamkan kepala Winny ke penisnya dan crrettt..crett..crett alvian menyemburkan spermanya ke mulut istriku. Winny terbatuk batuk dengan mulut belepotan peju. Aku merekamnya dengan video di hapeku. Kemudian Joko, Jimmy dan Andy juga melakukan hal yang sama. Mereka menggilir mulut Winny dan memuntahkan peju di mulutnya.

Lebih setengah jam istriku disuruh giliran mengoral 4 pria itu dan kini mereka melepaskan tali ikatannya. Aku kembali ngumpet di kamar mandi karena mereka akan membuka tutup mata Winny. Ke 4 pria itu kini kembali memakai masker di wajah agar tak dikenali.

Mereka menarik Winny ke ranjang dan menelentangkan tubuhnya yang telanjang bulat. Joko kembali mengikat tangan Winny ke dua ujung ranjang dan kakinya. Winny kini terlentang terikat membentuk huruf X. joko sengaja menarik kencang ikatannya agar Winny tak bisa berkutik. Ke 4 pria itu mulai menegrubuti istriku.

Andy mulai menciumi wajah Winny sementara tangannya memilin puting susunya. Sementara Jimmy dan alvian menciumi dan menjilati paha Winny sambil mengelus2 paha dan betisnya. alvian menciumi perut Winny sambil jemarinya menyusup ke bibir vag|na dan memainkan klitoris istriku. Winny kini terlihat meronta-ronta tapi tak bisa berkutik karena terikat. Sesekali ia teriak, entah menahan sakit atau menahan nikmat. Yang jelas ia kini sedang dekurubuti oleh 4 pria haus seks.

“toloooong..jangan perkosa saya” Winny berkali-kali memohon.

Tapi ke 4 pria itu semakin brutal memainkan tubuh istriku. alvian kini bahkan sedang membuka lebar meki istriku.
“wah meki lu lebar banget..lu sering dientot ya?” kata alvian sambil tertawa.

Andy asik meremas dan menggigit puting susu Winny dengan ganas.

“toket lu mantep banget nih, kalo diestrum pasti bakal asik” katanya.

Hampir 15 menit adegan itu berlangsung, Joko kini mengambil posisi di depan istriku.

“ayo manis kita ngentot sekarang,” katanya.

Joko memasukkan penisnya ke liang vag|na istriku.

“aaahhhhhhhhhhhh… sakiiiiiiit…..” rintih Winny.

Tapi Joko tak peduli. Rintihan itu justru menambah nafsunya. Pantatnya mulai digenjot, penisnya mulai memompa meki istriku. Makin lama makin cepat. Aku melihat Winny hanya bisa meringis dan kadang membuka mulutnya dan kemudian dikulum oleh mulut Joko. Setelah dientot hampir 30 menit, akhirnya Joko memuntahkan spermanya di atas perut istriku.

Ke 3 pria lain segera memperlakukan hal yang sama pada Winny. Ia digilir habis2an dan disemprot sperma. alvian menyemprotkan spermanya di wajah istriku dan setelah itu menyuruh istriku untuk membersihkan penisnya dengan mulutnya.

“ayo isep ni sampe bersih” kata alvian.

Winny kini dilepas ikatannya dan disuruh berlutut di lantai depan kasur dalam keadaan bugil dan lemas. Aku mengikuti adegan ini dengan mengintip melalui pintu kamar mandi yang kubuka sedikit. Kuatir kalau-kalau tutup matanya terlepas. Winny masih lemas tapi alvian dan Jimmy menyeretnya.

Adegan itu membuatku makin terangsang. Istriku yang bugil tak berdaya diseret-seret di lantai. Kebetulan kamar hotel cukup luas karena aku memesan kamar suite. Ia kemudian disuruh nungging. Aku bisa melihat Winny mulai panik wajahnya.

“nah kita mau rasain nikmatnya pantat lo” kata Joko

2 tahun kami menikah Winny memang tak mau melakukan anal. Kali ini aku akan menyaksikan bagaimana penis2 kawanku ini menjebol anus istriku satu persatu dan tentunya aku juga mendapat giliran.

“buka pantat lo cepetaaan” bentak Jimmy.

Winny kemudian memegang kedua belah pantatnya sambil menariknya hingga lubang anusnya kini makin jelas terlihat. 4 lelaki itu kemudian tertawa keras. Aku bisa melihat Winny mulai ketakutan tapi aku semakin terangsang jadinya. Lalu Andy membalurkan V Gel di dubur istriku, cukup banyak tampaknya. Mungkin karena penis2 besar mereka akan menembus anus istriku jadi dibutuhkan banyak pelumas.

Joko kemudian meraih kedua tangan Winny dan mengikatnya seperti seekor bebek.

“Nikmatin aja ya sayaang.. kita mau ngerasain pantat seksi lo!” kata Joko. Winny semakin ketakutan dan lemas. Tak apalah! Aku ngaceng abis melihatnya.

Dimulai dengan Jimmy, pemuda Flores yang kekar dan punya pen|s paling besar ini mulai menggesek2an penisnya pada lubang anus istriku. Dan pelan2 jalantol gede itu mulai menerobos anus Winny. Terdengarlah teriakan panjang yang sangat seksi. Wajah Winny menahan sakit luar biasa, mulutnya menganga dengan wajahnya ke atas. Ia menahan sakit dan sekaligus nikmat.

Jimmy terus menggenjot penisnya di anus Winny sambil meremas toketnya dari belakang. alvian yang tak tahan lagi, mengambil posisi di depan istriku dan menjambak rambutnya.

“isep ni jalantol sampe keluar ya” bentak alvian. Dan setelah Jimmy ngecrot, alvian mengambil posisi nyodok anus Winny, Joko kini yang giliran minta disepong. Begitu seterusnya bergiliran hingga istriku nyaris pingsan.

alvian kemudian melepas ikatan tangannya. Ia dibiarkan terbaring di lantai dengan peju yang belepotan di pantat dan mulutnya. Aku semakin ngaceng melihat adegan ini sambel merekamnya dengan video.

“sekarang lu gua kasih pilihan. Kalo elu lapor polisi, kita udah tau alamat lu dan kita siap culik elu kapan aja. dan elu pasti bakal malu kan kalo ketauan dapet aib kayak gini? Udahlah mending lu diem aja, anggep aja ini semua nggak terjadi dan kita nggak bakal ganggu lo lagi. Gimana?” kata Andy.

Winny hanya diam saja tak berdaya.

“ampuuuunnnnn..” katanya lirih.

Joko kemudian memerintahkan untuk membawa Winny ke kamar mandi.

“ayo sekarang lu mandi dulu” kata Joko.

Istriku diseret ke kamar mandi dan dimandikan oleh alvian, Joko dan Jimmy. Sementara aku dan Andy menyiapkan siksaan berikutnya: sebuah alat setrum.

Cukup lama mereka memandikan Winny. Ternyata Winny sedang diikat tangannya ke atas shower sambil tubuhnya dilumuri sabun dan dikobel mekinya. “ayo manis sini dimandiin juga dalemnya” kata Joko sambil mengorek vagina istriku.

Selsai dimandikan, mata Winny kembali ditutup dan diseret ke kasur. Andy kembali mengikat tangan dan kaki Winny membentuk huruf X. namun kali ini kaki Winny dibuka lebih lebar. Bahkan mekinya kini terlihat lebih menganga lebar. alvian kemudian mengambil kabel2 dengan jepitan di ujungnya. Ia kemudian menjepit puting susu Winny dan sebagian lagi dijepitkan di bagian klitoris.

“nah sekarang kita main main dikit, nggak sakit kok manis” kata Joko.
“tadi enak nggak dientot rame-rame?” tanya Andy.

Winny hanya diam saja tak menjawab. Dan kemudian bbzzzzzzzzzzztttt… aliran listrik mengalir ke sekujur pentil dan klitorisnya.

“aaaaaaaawwwwwhhhh…” Winny teriak sambil meringis dan menaikkan pantatnya.

Toket dan mekinya disterum!

“jawab.. enak nggak tadi dientot?” bentak Andy.
“mmmm….iyaaaa…enaak” jawab Winny lirih dan disambut tawa kami.
“ngemut jalantol gue enak nggak?” timpal alvian dan Winny hanya bisa menjawab pelan “iyaaa…enak bang” dan kemudian aliran listrik kembali menyengatnya.

Siksaan ini terus berlangsung hingga Winny akhirnya lemas dan nyaris pingsan. Tapi aku belum puas. Sebagai penutup, aku menyuruh mereka untuk kembali memperkosa Winny bergiliran.

Pukul 23.00, semuanya selesai dan kami meninggalkan kamar. Aku juga ikut keluar dan 15 menit kemudian aku masuk kembali dengan scenario cerita yang sudah kami rancang. Pintu kamar kuketuk dan agak lama baru dibuka. Kulihat Winny dengan wajah kucel, matanya sembab. Aku pura-pura bertanya,

“ada apa sayang? Kamu nangis ya? Maaf papah lama beli rokoknya. Tadi papah dicopet tapi copetnya ketangkep trus papah harus ke polisi buat laporan. Hape papah lobat jadi nggak bisa telpon”. Winny diam saja dan hanya menjawab
“aku..tiba-tiba nggak enak badan. Aku istriahat aja ya malem ini?”


Agen Judi Online: Redwinbet.com

Akibat dari Kehujanan by: Redwinbet.com

Akibat dari Kehujanan 


Aku masih berkuliah di PTS Bandung umurku 21 tahun dari SMA aku memang belum pernah pacaran karena aku ingat kata kta orang tuaku sebelum kamu lulus kuliah dilarang berpacaran mungkin hal itu tujuan agar focus terhadap masa depanku, tapi apa dalam ceritaku kali ini malah tubuhku direnggut paksa oleh Om om.

Waktu itu tepatnya ketika aku pulang kuliah dan sedang menunggu angkutan umum (jam 8.00 malam). Waktu itu hujan turun lumayan deras, aku menunggu tapi mobil angkutan selalu saja penuh dan jalanan pun semakin sepi dan aku sudah basah kuyup tak karuan. Tiba-tiba aku melihat sebuah mobil sedan berhenti tepat di depanku.

Aku melihat pengemudinya kira-kira berumur 45 tahun, beliau menawarkan tumpangan kepadaku, aku pun menerimanya karena takut tidak bisa pulang. Beliau memperkenalkan dirinya sebagai Pak Pemao. Di sepanjang perjalanan beliau mengajakku berbicara kesana kemari. Beliau menawarkan kepadaku untuk berganti pakaian di rumahnya karenabeliau mempunyai putri yang seusia denganku.

Aku menerima tawaran beliau karena percaya kepadanya. Akhirnya kami sampai di sebuah komplek perumahan, ketika aku masuk rumah itu gelap gulita, tak ada penghuninya. Pak Pemao mengatakan mungkin putrinya belum kembali dari kuliah.

Aku mengangguk tanpa curiga. Pak Pemao membawakan aku piyama putrinya, beliau menyuruhku untukmengganti bajuku di kamar putrinya. Aku mengganti pakaianku tanpa menanggalkan BH dan CD-ku.

Ketika aku keluar, Pak Pemao sedang duduk di sofa sambil meminum teh, beliau mempersilakan aku duduk di sebelahnya. Kami pun mengobrol tanpa canggung lagi. Tiba-tiba Pak Pemao menjamah keningku. Aduh badanmu hangat begini? ucap beliau sambil menatapku tajam. Aku hanya tersenyum sekaligus kaget.

Entah kenapa Pak Pemao mengelus-elus rambutku yang masih basah, aku pun hanya terdiam karena kaget dan tak kuasa menolaknya. Sentuhan-sentuhan beliau turun keleherku. Aku merasakan sensasi aneh yang mampu membuatku merinding geli, dan akhirnya Pak Pemao mendaratkan bibirnya di bibirku, setengah kaget mataku melotot memandang Pak Pemao.

Tapi Pak Pemao malah menciumku lagi, aku berontak, tapi tak berhasil, malah rengkuhan tangannya semakin kuat kurasakan. Lama kelamaan aku mulai terhanyut dan membalas ciuman Pak Pemao walaupunciumanku belum sempurna. Mungkin karena didorong rasa ingin tahu aku membiarkan Pak Pemao bertindak lebih jauh.

Ciumannya mulai turun ke leherku, aku merasa geli sekaligus kenikmatan yang tiada duanya. Rasanya sarafku akan putus saat lidahnya menjilati leherku. Pak Pemao mendorongku hingga aku terbaring di lantai permadani, sambil terus menciumi dan menjilati wajahdan leherku.

Dengan lincah tangan-tangan Pak Pemao kurasakan sedang bermain-main di atas dadaku, beliau membuka kancing piyamaku. Entah mengapa aku tak melawannya saat Pak Pemao berhasil meloloskan semua pakaianku hingga aku telanjang.

Aku berteriak pelan bagai disengat sesuatu saat lidahnya kurasakan mendarat di atas putingsusuku. Pak Pemao meremas susuku yang kiri dan mengulum yang kanan, mmm aku bergetar tak karuan. Belum selesai dengan kenikmatan yang aku rasakan Pak Pemao meneruskannya dengan menghisap susuku seperti bayi.

Aku menggelinjang kenikmatan, ahhh birahiku semakin naik. Pak Pemao berdiri melepaskan pakaiannya hingga telanjang. Aku hanya terdiam menatap wajah Pak Pemao. Kemudian beliau berjongkok di samping tubuhku dan mulai menjilati dari samping sambil terus meremas-remas susuku, hingga aku lemas tak berdaya.

Nafasku semakin tak beraturan karena tak tahan akan ciuman dan jilatan Pak Pemao. Ciumannya turun ke perutku danAkhhh aku menjerit keras saat kurasakan lidahnya menjilati selangkanganku. Kakiku berontak dengan berusaha menendangnya.

Tapi tangan Pak Pemao begitu kuat mencengkram kedua pahaku. Aku mendesah semakin kuat saat kurasakan lidah Pak Pemao menyentuh vaginaku.

Pak Pemao seakan tak peduli, beliau terus menjilati vaginaku, dan mengobok-oboknya dengan tempo yang teratur. Teriakan-teriakan kenikmatan keluar dari bibirku saat Pak Pemao menghisap vaginakudenga kuat. Ohhh uuhhhh ohh aku merasakan enak sekaligus geli yang amat sangatdahsyat. Pak Pemao mempercepat tempo jilatan dan ciumannya di vaginaku, hingga aku merasa akan meledak.

Aku berteriak seenaknya, Sial aduh ohhh aduhhh sayanggg teriakankumalah membuat Pak Pemao semakin bernafsu, beliau menghisap klitorisku dengan kuat hingga tubuhkumengejang, Oohhh hhh aku merasakan orgasme.

Aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut, tubuhku lemas dan kakiku menjepit kepala Pak Pemao. Pak Pemao bangkit dan berjongkok di samping tubuhku beliau menyuruhku menyetubuhi penisnya yang lumayan besar itu. Aku yang sudah lupasegalanya menurutinya.

Aku mulai menjilati dan mengocok-ngocok penisnya di mulutku. Tangan beliau pun masih tetap meremas-remas susuku. Aku hisap dan kucium-cium kepala penisnya. Pak Pemao melenguh seiring hisapanku yang semakin kuat, beliau pun meremas susuku semakin kuat, hingga aku semakin bersemangat dan liar.

Desahan Pak Pemao membuatku tak tahan, karena aku mulai merasakan vaginaku pun mulai basah.Ohhh sayanggg pinter iseppp teruss ohhh iseppp sayangg ohhh desahan Pak Pemao membuatku semakin gila, dan Pak Pemao berteriak keras.

Ahh.Crot crottSperma Pak Pemao menyemprot masuk ke mulutku, aku tersedak dan terbatuk-batuk, aku melepaskan penis Pak Pemao. Cairan aneh yang kurasakan ada di mulutku, membuat aku mual dan ingin memuntahkannya, tapi Pak Pemao malah mencium bibirku dan menjilati cairan sperma yang tersisadi wajah dan bibirku.

Pak Pemao kemudian merenggangkan kedua pahaku, beliau mengarahkan penisnya ke vaginaku dan menggesek-gesekkanya, aku merasakan nikmat-nikmat geli. Beliau mencoba memasukannya lebih dalam tapi aku berteriak. Aduhh sakitt ucapku sambil meringis. Pak Pemao tidak meneruskannya dan menggesek-gesekkan kepala penisnya lagi.

Aku menggelinjang tak tahan, akhirnya Pak Pemao mencobanya lagi. Aku tetap kesakitan dan berteriak hingga aku meneteskan air mata.

Pak Pemao pun tidak meneruskannya beliau mencium bibirku dengan lembut sambil berkata, Bapak tidak akan mengambil keperawanan kamu. Lalu beliau bangkit dan membersihkan vaginaku dengan handuk hangat.

Aku berkaca dan melihat tubuhku yang berubah menjadi merah, karena bekas hisapan-hisapan Pak Pemao. Setelah itu aku diantar pulang Pak Pemao. Jam 11.00 malam aku sampai di rumahku, akhirnya orang tuaku marah-marah dan mengetahui perbuatanku.

Mereka memeriksa tubuhku dan akhirnya aku mendapat ganjaranya pada semester depan aku tidak akan dikuliahkan lagi, sebenarnya aku ingin meneruskan sekolahku, tapi apa daya orang tuaku sudah kesal dan tidak mempedulikanku lagi.

Sebenarnya aku ingin bekerja, tapi pembaca tahu kan mencari kerja saat inisangat sulit. Terakhir-terakhir ini aku malah berpikir menikah saja tapi sama siapa? Entahlah aku bingung sekali pembaca yang Dewasa. Yang jelas jika ada di antara pembaca yang bisa membantu, aku akan sangat senang sekali. Adakah di antara pembaca yang bisa memberi aku solusi

Agen Judi Online: Redwinbet.com

Pembantu ku Yang Memuaskanku By: Redwinbet.com

Pembantu ku Yang Memuaskanku

Agen Judi Online: Redwinbet.com

“joko..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”
Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
“tante, hiks…hiks… Joko ga mau sendirian, Joko mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya,
“tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
“Joko, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku,
“mulai sekarang Joko boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Dewi usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak,
begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku,
aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Joko karena kami pikir apa salah menganggap Joko sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,
Sudah satu minggu Joko tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Joko,
“Bi…. tolong ambilin tasnya Joko dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Tuti
Hari ini adalah hari pertama Joko bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Ano untuk mengantarkan Joko ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Joko terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah.
Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Joko sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Rudi yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Dewi, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
“Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”
Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Rudi yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Rudi yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
“maafin kami Bu,” kini dewi membuka mulutnya, sedangkan pak Rudi masih terdiam,
“Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Rudi itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Rudi, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Tuti istri dari pak Rudi,
“saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,
“maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Dewi” kata pak Rudi yang membela Dewi,
“mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku
Mendengar perkataanku Dewi terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Rudi terlihat tenang-tenang saja malahan pak Rudi tanpak terseyum sinis,
“he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Rudi tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Rudi mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Rudi menangkap kedua tanganku,
“apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,
“teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Dewi sambil membantu pak Rudi mengikat kedua tanganku,
Apa yang di katakan Dewi ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Rudi.
Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Dewi mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.
“kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Rudi mulai merabahi pahaku yang putih,
“ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
“siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sial bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,
“tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
“makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Dewi yang menceramahiku,
“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Rudi tampak semakin buas memainkan diriku
Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Rudi, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,
“ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
“wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Dewi melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Rudi,”bentak Dewi kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,
“aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
“oo… enak ya? he…he…” Pak Rudi tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Rudi menjilati leherku yang jenjang,
Dengan sangat kasarnya pak Rudi menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.
Dewi berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Rudi membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Dewi, beberapa kali jari telunjuk pak Rudi menggesek clitorisku,
“ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
“Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Rudi bertukar posisi dengan Dewi untuk memegangi kakiku sedangkan pak Rudi berjongkok tepat di bawa vaginaku,
Dengan sangat lembut pak Rudi menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
“aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Rudi menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Dewi tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,
“nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Dewi tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Dewi tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Rudi sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,
“ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Rudi tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Rudi berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,
“aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Rudi jauh lebih besar dari penis suamiku,
“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Dewi yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Dewi kembali merekam adegan panas yang kulakukan,
Dengan sangat cepat pak Rudi menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,
“oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,
Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,
“ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Rudi meremasi kedua payudaraku,
“ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
“ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,
“ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
“APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Rudi berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,
“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,
Dengan sangat kasarnya pak Rudi menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
“hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
“pak, saya mohon cepat lakukan,”
“ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Rudi tidak menginginkan itu,
“tenang Bu, santai saja dulu?”
Pak Rudi sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,
“ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Rudi semakin mempercepat gerakan jarinya,
pak Rudi dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Ano yang baru pulang dari mengantar Joko,
“Pak Ano tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Dewi membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Ano mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Ano tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Rudi,
“pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
“Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Ano menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
“Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Rudi mulai membujuk pak Ano dan aku hanya bisa berharap pak Ano tidak memperdulikan tawaran pak Rudi,
“kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
“jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Ano, tetapi pak Rudi tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
“bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Ano terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,
“memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Rudi berharap pak Ano mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
Akhirnya pak Ano tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,
“hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Ano mendekatiku,
“sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Rudi sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Rudi,
“eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Rudi kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Rudi memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Ano mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak Ano menamparkan penisnya ke pantatku,
“pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Ano mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
“ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Rudi mmemanas-manasi pak Ano agar segera membobol anusku, pak Ano yang mendengar perkataan pak Rudi menjadi lebih beringas dari sebelumnya,
“AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Ano berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Ano mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,
“gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Rudi yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
“eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,
Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri.
Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Rudi menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Rudi semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,
“aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Rudi melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Ano yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
“buka mulutmu cepetan,” perintah pak Ano sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Ano memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Ano,
Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Dewi, sperma yang tadi di muntahkan pak Rudi terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,
Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Joko yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,
“hhmm… gi mana Joko sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Ano menarik tanganku,
“bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
“ssstt… jangan berisik…” kata pak Ano dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,
“jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Ano tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,
“oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
“maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas,
setelah berkata seperti itu pak Ano langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
“pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,
Pak Ano yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
“Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,
“Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Ano menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
“tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Ano meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,
“aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Ano diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Ano semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
“kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Ano sambil memukul pantatku
“ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”
Pak Ano seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Ano menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya.
Setelah puas menciumi vaginaku pak Ano memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,
“hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Joko,
“pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Ano yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
“sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.
“aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Ano masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
“ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
“aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Ano kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,
“asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,
Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
“paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Ano, tanpa kusadari pak Ano sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak Ano menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,
“terserah mama saja… papa sama Joko ikut aja,”
“iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Joko,
Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Ano memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
“aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,
“ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
“pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja
Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Ano kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Ano pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
“ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Joko untuk belajar,
“makasi mama…” kata Joko yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Joko hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,
“ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Joko yang sedang menulis,
suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
“bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
“kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
“Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
Setelah yakin Joko tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.
Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.

Agen Judi Online: Redwinbet.com
Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate

Minggu, 24 April 2016

Cerita Sex Santy By: Redwinbet.com

 Cerita Sex Santy <Anty>

Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate


Nama ku Rudi Aku orang pendiam dikampus juga banyak yang mengejek anak cupu kurang pergaulan, aku sekarang semester 6 dan umurku 20 tahun, aku anak terkahir dari 2 bersaudara dan keluargaku dari golongan menengah keatas, jujur saja kalau soal perempuan aku penakut jadinya aku tidak mempunyai teman perempuan, mungkin kekurangan itu dalam bergaul dengan cewek.

Namun ironisnya, aku mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja, bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani. Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.

Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran, sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Di samping itu teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar 170 cm.

Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu aku ketahui dari sahabatku.

Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya, kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi.

Namanya Santy Atau sering di panggil Anty Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya. Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku tahu sebenarnya dia menyukaiku.

Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri.

Aku menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari "peradaban" kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai.

Praktis aku urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran, tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku.

Aku sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat. Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"La, ngapain elo masuk ke WC cowok?" tanyaku penuh rasa heran.

"Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini.."

"Emang yang di lantai bawah juga penuh?", tanyaku.

Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.

"Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula 'kan sekarang udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?", jawab Santy rada genit.

Aku pun tidak mau kalah.

"Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?", gantian aku membalasnya.

"Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo dong yang ada di sini, daripada yang laen..", jawab Santy.

Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila.. kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.

"Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..", katanya.

Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang berisi menungging ke arah selangkanganku.

Ditambah lagi CD-nya yang berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang, kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku membayangkan kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dari belakang pada posisi seperti itu.

Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia, apapun caranya.

Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku, tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku. Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya yang merangsang birahiku.

Sepertinya dia memang sengaja menarik perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya, sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti maksudku.

"Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?", tanyaku.

"Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja", jawabnya.

Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci pintu dari dalam. Melihat sikapku, Santy mulai menatapku dalam-dalam. Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti permainan yang akan kulakukan.

Mulutnya mulai terbuka seperti akan mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut. Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh, walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.

Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas. Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Santy membuatku semakin hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya, kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya.

Kemudian aku mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar. Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi.

Usapanku membuat cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia memakai celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.

"Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..", desah Santy.

Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya. Mata Santy terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras. Enak sekali pijitannya, membuat kontolku semakin berdenyut- denyut.

Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang sudah mengeras. Santy mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali kuremas sedikit.

Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat menantang seperti siap untuk dikemot.

Langsung saja aku sedot susunya yang kenyal itu. Santy menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum.

Aku benar-benar menikmati toket Santy dan aku ingin mengemoti toket Santy sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri tegak. Kulihat Santy seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.

Tangan Santy mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha mengeluarkan kontol gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas bebaslah kontol gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia telah mengambil posisi jongkok.

Dia kocok-kocok kontol gue, sepertinya dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit. Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh kontolku masuk ke mulutnya yang seksi, kontolku sama sekali sudah tak terlihat lagi.

Lalu dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam mulutnya.

Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Santy berhenti sebentar. Aku berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah rileks sedikit, Santy mulai melanjuntukan permainannya selama kurang lebih 10 menit. Santy sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar dari ujung kontolku dan menelannya.

Santy kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar.

Terlihatlah memek Santy yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Santy memang pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya.

Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.

Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Santy tidak berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Santy benar-benar pandai merawat memeknya. Sungguh beruntung aku.

Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya. Santy terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.

"Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..", desah Santy.

Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.

Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke dinding memeknya. Tentu saja Santy makin edan reaksinya, membuat semakin kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.

Cairan yang keluar dari memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya. Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin.

Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari memeknya. Santy sempat risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga melakukan hal yang sama pada kontolku.

Tiba-tiba Santy mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.

"Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..", pinta Santy dengan suara mendesah.

Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.

"Ayo cepat dikit dong..", katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.

Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Santy.

Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih terbuka. Memeknya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan kontolku ke memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya. Kudorong kontolku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..

Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Santy yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget. Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan.

Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku sudah masuk setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Santy sempat tersentak ketika kontolku sudah masuk seluruhnya.

"Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..", Santy sedikit menjerit.

Kutarik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Santy terbiasa menerima kontolku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju mundur.

Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.

Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Santy. Kontolku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli ngilu enak. Santy semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang menangis, air matanya meleleh keluar.

Mulutnya menggigit bibirnya sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami menghentak-hentak.

"Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?", tanyaku.

"Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..", kata Santy.

Goyangan pinggul Santy sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret sekali lagi. Kutarik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa saat. Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari belakang. Santy berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya sudah menungging ke arahku.

Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya sudah terbiasa menerima kontolku.

Kali ini gerakan Santy lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat kontolku sangat geli luar biasa.. kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin mengecewakan Santy, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.

Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari kontolku. Cairan itu makin menambah licin dinding memek Santy. Aku benar-benar merasakan kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan bersetubuh dengan Santy, sungguh aku tak akan melupakannya.

Tubuh kami terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Santy bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek Santy makin berbusa akibat kocokan kontolku.

Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang luar biasa.

"Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?", rintihku.

"Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga.. hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..", pantatnya menekan kontolku dengan kuat.

Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.

Bersamaan dengan itu..

"Aaahh.."

Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali. Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai. Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di memeknya.

Santy berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala kontolku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.

Santy kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Santy terjatuh lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme.

Santy memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah. Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil memainkan bagian-bagian sensitif.

Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.

Ternyata Santy mengatakan bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya.

Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup bibir.

Aku sempat khawatir kalau Santy hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di dalam memeknya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak. Biarlah, kalaupun Santy hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil peluangnya.

Selesai mandi aku menyuruh Santy keluar belakangan, aku keluar duluan agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah Santy keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Santy masih berjalan baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.

Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari teman-temannya bahwa Santy itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau om-om.

Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat darah yang keluar dari lubang memeknya.

Artikel By: Agen Judi Sbobet: Redwinbet.com

Sabtu, 23 April 2016

Wati, Berbagi Pejantan



www.redwinbet.com-Perkenalkan namaku Gugun, usiaku sekarang 29 tahun, tinggi 172, berat 65 kg, aku seorang pol*si dan berwajah rupawan. mungkin Juragan masih ingat beberapa ceritaku sebelumnya, wajahku yang membawaku menjadi polisi dan dari wajahku pula aku dapat menikmati beberapa wanita. Bukan sombong tetapi itulah kenyataanya. Tetapi bagaimanapun juga, aku tetaplah manusia biasa yang ingin di koment dan doyan ijo-ijo! Hehehee…gak maksa kok.

Sudah menjadi keharusan bagi seorang po**si sepertiku untuk selalu siap dikondisikan dimana dan kapan saja. Walau sebenarnya jika boleh memilih aku akan lebih memilih berdinas di kota tempatku berasal saja, tetapi apa boleh buat ternyata aku malah pindah disebuah polsek yang jauh dari kota. Yah, sebuah kecamatan baru yang tercipta dari pemekaran wilayah dibagian barat Jawa Timur bahkan berada diperkampungan dan dekat hutan sehingga membuatku jomblo karena istri ogah ikut. Setiap hari tidak ada yang dikerjakan selain stanby di polsek karena disamping semuanya relatif aman sebagian besar masyarakat masih menganggap pol*si itu menakutkan, keras dan tegas sehingga malas untuk mengadu atau melaporkan sesuatu.
Untuk mengusir jenuh aku selalu berburu itupun hanya menggunakan senapan angin, dengan mangsa burung dan sejenisnya. Hingga suatu hari, secara kebetulan aku bertemu dengan Pak Heri seorang polisi hutan yang sedang kesakitan karena terjatuh saat memanjat pohon untuk mengambil sarang burung. Akupun menolongnya dan membawanya ke Puskesmas kemudian aku antar ke rumahnya karena kebetulan searah dengan polsek. Begitu sampai dirumahnya (mertua) aku dikejutkan dengan 3 wanita cantik yang menyambut Heri dan menanyakan keadaanya. Aku tidak menyangka ternyata ada mahluk secantik bidadari di desa seperti ini, gumamku dalam hati. Akupun diperkenalkan dengan mereka, yang paling tua adalah Wati, Wiwik (istri Heri) dan yang paling muda adalah Winda.
Emang benar kata orang, ngobrol dengan wanita cantik waktu akan terasa begitu cepat! Akhirnya menjelang gelap akupun berpamitan dan sepanjang jalan terus teringat akan wajah cantik dan senyum manis mereka terutama Wati yang merupakan janda kembang di desa itu. Wajahnya sangat mirip dengan Wiwik, bahkan banyak orang yang mengira mereka kembar tidak terkecuali Heri yang pernah salah peluk disaat awal berpacaran dengan Wiwik. Esoknya aku kembali kerumah Heri dengan berpura-pura menanyakan keadaanya, padahal jauh dihatiku aku ingin melihat Wati yang semalam sampe membuatku mimpi basah (hehehehehe_lucu).
Gayung bersambut, ternyata Heri membaca gelagatku dan mendukungku jika memang ingin mendekati Wati. Dari ceritanya, sudah banyak yang mencoba mendekati dan melamar Wati tetapi semuanya ditolak. Tetapi dia melihat kakak iparnya itu sering mencuri pandang kearahku saat kemarin sore mengantarnya, Heri yakin kakak Iparnya itu terpesona padaku. Wajahnya mungkin mirip Wiwik tetapi Wati jauh lebih hot jika dilihat dari bodi, penampilan dan toketnya, sangat bohay. Akupun diberitahu kesukaanya, kebiasaanya dan yang pasti celah untuk memikat hatinya.
Sesuai rencana Heri, akhirnya aku ngekost dirumahnya karena kebetulan rumah peninggalan mertuanya cukup besar dan ada beberapa kamar yang kosong. Awalnya Wati cukup terkejut dengan kepindahanku di rumahnya dan lebih tepatnya disebelah kamarnya. Rona wajahnya tampak malu-malu, sikapnya gugup dan sering salah tingkah. Satu, dua, tiga hari kemudian aku semakin akrab dengan keluarga Heri terutama Wati bahkan tak jarang kami makan dan nonton TV beramai-ramai. Tetapi tidak ada kemajuan tentang hubunganku dengan Wati, akibatnya aku hanya bisa coli sambil mengintip Wati yang sedang tidur dari celah dinding kamarku.
Hingga suatu malam sekitar pukul 00:30 sambil menunggu pertandingan bola, aku nekat memancingnya dengan memutar bokep dari laptopku. Suaranya agak aku keraskan agar terdengar dari kamarnya dan ternyata cukup manjur. Kulihat Wati sering menatap kearah kamarku, tengok kanan dan kiri sambil sesekali terlihat tanganya meremas toket jumbonya yang 36B. Sekitar pukul 01:45 menjelang pertandingan bola aku mematikan laptopku dan itu jelas sangat mengecewakan Wati. Seperti dugaanku Wati pun keluar kamarnya menuju kamar mandi yang berada jauh dibelakang dan tanpa sepengetahuanya aku mengikutinya dari belakang.
Awalnya Wati hanya duduk di tepi bak mandi namun seiring dengan gejolak nafsunya, perlahan namun pasti tanganya mulai merayap menuju selangkanganya. Oooohhhh…ternyata sudah tidak memakai CD dan mulailah adegan ngewek vagina. Dengan jari telunjuknya Wati mulai mengocok vaginanya dengan cepat, dengan mata memejam dan wajah mendongak keatas menikmati rasa yang mungkin lama di idam-idamkan. Buru-buru aku melepaskan CD dan kaosku, dengan hanya terbelit kain aku mendorong pintu kamar mandinya karena aku tahu kamar mandinya tidak berkunci.
‘aaaaaaaa…apa-apa Mas, masuk kok gak ketuk pintu dulu? Katanya terkejut
“maaf…aku…aku ingin mengatakan sesuatu! Kataku tegas
‘kan bisa ngobrol diluar?! Katanya
Tapi aku tidak perduli dan mengganjal pintu kamar mandinya dengan kursi. Tanpa dia duga, aku langsung membuka sarungku dan terlihatlah pistol kebangganku sedang menegang hebat seakan menodongnya. Jinak-jinak merpati, awalnya menolak tetapi menikmati…. dengan segala rayuan dan bujukan aku terus merayunya.
“udahlah…kita kan sama-sama dewasa, sama-sama butuh teman berbagi…kataku sambil terus mendekat ke tubuhnya tetapi Wati hanya menggeleng. Dengan sigap aku menangkap tubuhnya yang mengambil ancang-ancang kabur dan langsung memeluknya erat-erat. Aku ciumi pipi dan lehernya sambil tangan mengarah ke toket jumbonya. Aku tahu penolakan itu hanya kepura-puraanya saja karena bibirnya diam membisu tanpa sepatah kata, kata orang tua dulu diam itu IYA!!! Aaaaaaaahhhh…aroma alami tubuhnya sungguh menggairahkan membuatku semakin bernafsu mencumbunya, menciumi dan sesekali menghisap lehernya. Emuah…emuah..emuah… eeeeeeeemmmmuuuuuaaaaaaccc hhhhhhhhhhhh….
Hanya dalam hitungan menit, tangan Wati membalas cumbuan dan elusanku dengan genggaman di penisku yang keras. UUUuuuhhhh…akhirnya!! sambil berdiri kami bercinta, saling meraba, saling memanja dan mengelus kemaluan tanpa malu-malu lagi. Hemmmmmmmm…kocokan tanganya mulai kurasakan dan itu aku sambut dengan kocokan yang sama di vaginanya.
‘kalau ada yang bangun bagaimana? Bisik Wati
“mmmm…dikamarku aja ya? Ajakku
‘heem…ayOo!! jawabnya singkat padat dan nikmat
Dengan mengendap kami berjalan beriring menuju kamarku dan begitu masuk kamar kami langsung bergulat penuh nikmat. Saling merangsang daerah selangkangan dengan jilatan dan hisapan yang menggairahkan rangsangan. Dengan 69 style kami terus memainkan kelamin dengan sesuka hati kami. Ah…ah…ah…ah…ah…aaaaaaahhhhhh…. aku cium vaginanya yang semakin basah sambil terus mengobok-obok vaginanya dengan 2 jari. Pantatnya yang mulus tak bernoda mengisyaratkan bagaimana Wati merawat tubuhnya, membuatku tidak sungkan-sungan melahap selangkanganya tanpa terkecuali. Begitu tembem, empuk dan hangat, merekah diantara jembutnya yang lembut dan tipis sangat kontras dengan bodinya.
‘Masssss….masssss…ayo buruan, nanti ada yang tahu! Ucapnya
“iya sayangku…manisku…cintakuuuuuu…jawabku merayu
Dengan berdoggy style aku menusukkan penisku dari belakang dan BLEEEEEEEEEESSSSSSSSSS… pas banget lubang vaginanya dengan penisku, sungguh hangat bahkan cenderung panas memanaskan seluruh penisku. Gerakan otot vaginanya yang menegang dan menahan serasa menghimpit dan menghisap kuat penisku. AH…AH…AH…AAAAAAAHHHH…AH… desis Wati sambil menggigit bantal di bawahnya. ZLEEEEBBBB…ZLEEEEEEBBBB…ZLEEEEEEEEEBBBBBBB… vaginanya benar-benar istimewa, pujiku dalam hati.
‘UUUUUUUuuuuhhhh..enaaaakkk…banget Massssss… hemmmm!! puji Wati sambil mendesah
‘aku ingin setiap hari merasakanya Massss…mau kan?? Pintanya
“tentu sayaaaaang…kita kan sudah serumah, lagian kamar kita bersebelahan jadi setiap malam bisa lembur!! Jawabku antusias
‘mmmmm…pelurumu gede banget Mas, sangat berasa!! Pujinya
Segala puja dan puji yang terucap dari mulut manisnya membuatku semakin bersemangat dan memacu aku untuk semakin ingin dipuji, akupun mempercepat goyangan maju-mundur penisku. Semakin cepat, semakin kuat, semakin dalam dan teruuuuusss….terus tanpa henti hingga membuat toketnya yang menggantung berayun hebat menggoda aku untuk meremasnya. Dengan sedikit membungkuk aku memegangi kedua toketnya, meremas dan memijitnya sambil memilin ujung putingnya yang mancung.
AUW…AUW,..OOOOOOOUUUGGHHH…AAAAAAAAAAHHHH…hee eemmmmmmmmmmmmmm
Desahan dan rengekan memanja tidak dapat terbendung dan bersahutan dari mulutku dan mulutnya bergantian. Ranjang pun berderit hingga memaksaku untuk menghentikan goyangan liarku. Dengan penuh pengertian Wati membersihkan penisku dari lendir vaginanya dengan sapu tangan dan kemudian dibilas dengan kuluman mulutnya. hemmmm… aku terhenyak pada hisapanya yang kuat dan dalam, hingga begitu jelas terasa palkon ku masuk diujung tenggorokanya yang empuk, lembut dan hangat dibelai deru nafasnya yang memburu.
SLUUUUUUURRRRPPPP…SLUUUuUUUURRRPpppp…hemmmm… mmmmm…
Setelah cukup puas berkaraoke, Wati menuntunku agar tidur terlentang dikarpet lantai untuk W.O.T agar tidak berderit. Dengan memamerkan toket jumbonya yang sintal dan kenyal, Wati memasang wajah mesum dan mulai menduduki penisku. BLESSSSSSSSSSS… tanpa kesulitan Wati bertahta diatas penisku, menggerakan naik-turun sambil kedua tanganya meremas toketnya. AH…AH…AAAAAHHH… aku tak kuasa menahan nikmat yang dia berikan, himpitan dan goyangan memutarnya semakin cepat, semakin menghimpit penisku dan otomatis semakin nikmat kurasa.
Tak kuat menahan nikmat yang berlebih, aku menarik tubuh Wati kebawah kedalam pelukanku untuk memberi kesempatan penisku menurunkan ketegangan otot. Emuah…emuah..emuahhhh.. kami berciuman hebat, bergulat sambil saling memilinkan lidah dan bertukar ludah. Aaaahhhhh… sungguh luar biasa nafsunya, lebih dari malam pertama!!! Setelah kurasa cukup, aku mempererat pelukanku ke tubuhnya dan dengan tetap berciuman aku menusuk-nusuk vagina Wati dari bawah dengan hentakan-hentakan kuat.
SSSSSSSSSSSSSSSSSSsssttttss…mmmmmmmm…mmmmmmmm. ….aaaaaaaaahhhhhhmmmm…
‘Mantap Masssssssss…OOOouuuuggghhh…Mas Hebat!! Pujinya
‘mmm…Mas…aku hampir dapet (orgasme) untuk yang ketiga kalinya Masssss….bisiknya
“dikit lagi…aku juga hampir….mmmmmmmmm…jawabku
Akupun mempercepat goyanganku, terus dan teruuuuuuuuuusssssss….hingga akhirnya membuat sekujur tubuh Wati mengejang hebat dan bersamaan dengan itu lahar hangat vaginanya melumuri penisku. Aaaaaaahhhh…selang beberapa detik kemudian akupun memuntahkan sperma hangatku. CROT….CROOOOOOOTTTTTT…CROOOOOOTTTTTTT….CROT. .. begitu banyak hingga tak tertampung vaginanya dan meluber menuruni penisku terus menuju kebawah hingga akhirnya membasahi karpet. Sambil memeluk erat-erat tubuhku, Wati menciumi leherku, menghisapnya dambil jari lentiknya mengelus-elus coklat batanganku.
‘hemmmm…Mas…mau kan menikahi aku?! Tanya Wati
“apa kamu mau menjadi yang kedua dan tanpa status?? Jawabku
‘Heri sudah cerita semuanya kok, istri Mas kan di kota… aku istri yang di kampung! Jawabnya dengan senyum merayu
“dengan senang hati sayaaaang!! Jawabku
‘oya…Wiwik dan Winda tidak keberatan kok malah seneng mempunyai kakak seorang pol*si setampan Mas Gugun! Katanya mengejutkan aku
“tapi kenapa kamu tadi menolakku dan takut terdengar?? Tanyaku heran
‘mereka meminta kita menikah dulu! Jawabnya
Benar saja, keesokan harinya kami mendatangi seorang Kyai untuk menikahkan kami dan hanya disaksikan Pak RT dan Pak Sekdes saja sekalian sebagai saksi. Sejak hari itu, kehidupanku berubah drastis terutama yang berkaitan dengan sex. Aku yang biasanya seminggu pulang sekali kini 2 minggu lebih baru pulang ke kota menyetorkan sisa sperma kepada istri pertamaku. Tidak pagi, tidak siang ataupun malam, jika berhasrat aku langsung mengajak Wati berML ria karena setiap hari serasa seperti bulan madu….
Memasuki bulan kedua pernikahanku dengan Wati, perlahan namun pasti kejenuhan kembali melanda hati dan jiwaku. Aku mulai melirik Wiwik istrinya Heri dan Winda yang tidak lain keduanya adalah adik iparku. Semua makin menjadi saat secara tidak sengaja Wati keceplosan bahwa Wiwik menyukaiku, menurutnya jika dia belum menikah maka dia akan dengan senang hati akan mengejar cintaku dan jika aku bukan kakak iparnya maka dia rela menjadi selingkuhanku. Mendadak akupun besar kepala, efeknya timbul dalam hatiku untuk mendekati dan menaklukkan Wiwik. perlahan akupun menggali informasi tentang kebenaran cerita itu dan agar tidak menimbulkan curiga akupun bertanya setengah bercanda.
“Wiwik Cuma bercanda Mah, jangan dimasukin hati… masa jeruk minum jeruk! Kataku menenangkanya sekaligus mencari tahu
‘aku tahu Wiwik bagaimana Wiwik Mas, pokoknya awas aja kalau Mas Gugun macem-macem aku bakal aduin…!! katanya dengan nada ketus
“aduin kemana Mah? Tanyaku singkat
‘aduin ke Istri pertama Mas, biar rame sekalian!! Katanya mengejutkan aku
“udah-udah jangan ngelantur, kita kelon aja yuk?! Ajakku sambil meremas toket kirinya
Setelah perbincangan panas itu, kami bercinta dengan hebat seakan-akan Wati ingin membuktikan bahwa dialah yang terbaik buatku dan bukan Wiwik. anehnya aku merasa sebaliknya, malam itu aku membayangkan sedang mengentot Wiwik. sangat mudah bagiku membayangkan itu karena wajah mereka cukup identik, hanya dengan memejamkan mata semua seperti nyata. Yang membedakan mereka hanyalah rambut dan dada, Wati rambutnya panjang terurai sedangkan Wiwik pendek serta lebih sering berjilbab serta memiliki toket sedikit lebih kecil darinya.
Karena kecapekan aku bangun kesiangan, Wati pergi ke pasar sedangkan Heri mengantar Winda sekolah dan langsung ke hutan. Tinggalah aku dan Wiwik dirumah sendiri, berbekal cerita WatiWati akupun mencari kesempatan mendekati Wiwik. dengan penuh percaya diri aku keluar kamar dengan hanya mengenakan handuk, menuju ke kamar mandi yang berada di belakang dapur. Sambil berjalan, aku sengaja mencolek pantat Wiwik yang sedikit menutupi jalan.
‘Auw…Massss, tanganya jahil banget! Kata Wiwik
“salah sendiri parkir pantat ditengah jalan! Jawabku cengengesan
‘alasan, bilang aja pantatku lebih seksi dari Mbak Wati! Jawabnya menjurus
“mmmmmm…iya bener banget, pantatmu lebih seksi dan sintal! Jawabku sambil meremas pantatnya dan kabur menuju kamar mandi
‘aduuuuhhh…aku aduin lho!! Teriaknya sambil menggedor pintu
“hahahahaaa…kasihan gak bisa masuk! Huuuuu…jawabku meledek sambil buru-buru membuka handuk dan CD
‘awas ya!! Teriak Wiwik sambil mendorong pintu yang sudah aku buka kuncinya
‘Aaaaaaaaaaaaaa….iiiiiiiiiihhhhhhh….teriak Wiwik sambil menutup mata
Sengaja aku memancingnya mendorong pintu yang sudah aku buka kuncinya, hingga begitu pintunya terbuka terpampanglah tubuh bugilku lengkap dengan penis yang mengacung ke arahnya. Tanpa membuang waktu aku menyeret Wiwik masuk kedalam kamar mandi. Tidak ada penolakan berarti, namun mata Wiwik masih saja ditutupi dengan kedua tanganya. Tanpa basa-basi aku mendekapnya erat-erat dan memaksa tanganya menyentuh penisku. Mendadak suara Wati terdengar berteriak memanggilku untuk membantunya membawakan beras yang baru dibelinya. Wiwik yang terkejut spontan menarik dirinya dengan mendorong tubuhku tetapi tetap aku tahan sambil menutup kembali pintunya dan menguncinya dari dalam.
‘tok…tooookkk…tokkk…Mas, buruan mandinya! Teriak Wati
“entaaarrr…nih juga baru BAB, masukin aja sendiri! Jawabku
‘Wiwik mana Mas!?? Tanya Wati
“gak tahu…waktu aku bangun dia sudah gak ada, cari aja di kebun belakang! jawabku
“ssssssttttt…jangan bicara, jika tidak ingin kakakmu tahu!! Bisikku lirih di telinga Wiwik seraya mengancam
Dan kesempatan langka itu aku manfaatkan untuk menggerayangi lekuk tubuh Wiwik, aku tarik resleting dibelakang dasternya hingga ke pinggang dan langsung meremas kedua toketnya yang masih terbungkus BH dari belakang. Ooooohhh…terus kuremas sambil kuciumi lehernya! Wiwik yang takut ketahuan tidak berani bersuara apalagi menolak, apalagi Wati masih terdengar mondar-mandir di depan kamar mandi. Hemmmmm…begitu mendebarkan, penuh sensasi dan membuat jantungku berdegub kencang.
Dari belakang aku terus meningkatkan tempo cumbuanku, ciuman dilehernya, meremas toketnya dan memilin putingnya terus kulakukan tanpa henti hingga membuat nafas Wiwik terengah tidak beraturan. YESSSSSSSS!!!!! Teriakku dalam hati dan dengan penuh keyakinan aku membalikkan tubuh Wiwik menghadap kearahku. Matanya memejam pertanda pasrah. Emuah…emuah…emuah… ciuman mesra langsung kudaratkan di bibirnya sambil mendorong tubuhnya ke sudut kamar mandi. Dalam hitungan detik, bibir Wiwik menyambut ciumanku dengan pagutan dan hisapan yang memburu, lidahnya menjelajah rongga mulutku dan memilin lidahku. Emuah…emuaaaaacch… tidak hanya itu, tanpa paksaan tangan kanan Wiwik mulai mengurut penis kekarku, mengelus ujungnya dan perlahan mengocok penisku dengan gerakan maju mundur.
Sedang hot-hotnya cumbuan kami, Wati kembali menggedor pintu dengan alasan ingin membuang air kecil, memaksa kami menghentikan aktivitas percumbuan. Akupun panik seketika begitu juga dengan Wiwik, tetapi setan cabul berbisik kepadaku agar meminta Wati membelikan shampoo diwarung sebelah. Begitu Wati pergi, dengan tergesa Wiwik keluar kamar mandi meninggalkan aku yang sudah setengah tiang. Untuk melampiaskan ‘nafsu tak sampai’ akupun mengajak Wati mandi bersama dan ngentot dikamar mandi sekaligus memamerkan kejantananku kepada Wiwik yang kembali masak di dapur. Dengan sengaja aku mendesah agak keras, menggoyangkan penisku dengan cepat agar suaranya terdengar Wiwik dan terus merangsang Wati walaupun sudah menggelinjang kegelian.
Sejak kejadian pagi itu hingga menjelang malam, Wiwik tak berani menatap wajahku ataupun berbincang padaku. Dia lebih banyak menghindar dan menjauhiku membuatku semakin penasaran. Entah mengapa hingga jam 7 malam Heri belum juga datang, membuatku kembali mencari cara untuk melanjutkan percumbuan dengan istrinya. Setan cabul lagi-lagi datang memderi ide cemerlang, aku berpamitan kepada Wati untuk piket malam menggantikan teman yang sakit serta memintanya mengantarkan ke mapolsek agar dia percaya. Padahal niatku adalah tidak membawa motor sehingga bisa bebas kemanapun aku mau. Sepeninggal istriku, aku meminta temanku mengantarkan aku kembali kerumah dengan alasan HP ketinggalan tetapi aku minta diturunkan di gang dekat rumah saja. Dari situ aku berjalan memutar melewati persawahan menuju belakang rumahku.
Dengan sedikit jurus maling aku membuka pintu belakang rumah, mengendap dan menyusup kedalam kamar Wiwik yang memang belum terkunci karena Heri belum pulang. Wiwik yang sedang asyik memakai Earphone tidak menyadari kedatanganku, bahkan saat aku menutup dan mengunci pintu pun dia tidak mendengar ataupun melihat karena kebetulan membelakangi pintu. wOW… ternyata Wiwik sedang asyik menonton bokep dengan tangan mengelus selangkangan!! Dari belakang aku langsung membekap mulutnya agar tidak bersuara dan langsung menariknya kedalam pelukan. Walau sempat melawan, tetapi setelah mengetahui itu aku dengan perlahan Wiwik mulai tenang walau diliputi kecemasan dipergoki Wati atau suaminya.
“ssssssstttt…Plisss, kamu sudah membuatku gila…semua ini aku lakukan untukmu! Bisikku
‘Mas…Mas itu kakak iparku!!! Jawabnya
“alasanku kesini sebenarnya adalah untuk mendekatimu, bukan memperistri kakakmu! Dan aku tahu kamu juga menyukaiku kan? Katanya kamu rela mengejarku dan menjadi yang kedua!! Kataku merayu dan menyudutkanya
‘tahu dari mana?? Ngawur aja! elaknya
“kakakmu sudah cerita semuanya! Jawabku sambil mulai meraba pahanya
Wiwik terdiam seketika, tidak ada lagi alasan yang bisa di ucapkan untuk menolakku karena dia memang menyukaiku. Setelah menghela nafas panjang, Wati mendekapku dengan erat dan mengucapkan sebuah kejujuran yang sangat romantis bagiku. Sebuah kata yang cukup menyanjung dan membuat hati berbunga.
‘…semuanya benar Mas, aku sangat mengharapkan kamu walau aku tahu itu salah! Bisiknya
“salahkanlah aku yang sudah memasuki hidupmu! Jawabku sambil mengecup bibirnya
Bagaikan seorang kekasih yang berselimut rindu, kami langsung bercumbu penuh nafsu, bergulat dengan nikmat dan kukuh tetap berselingkuh. Demi waktu yang terus mengalir, kami langsung membuang semua kain yang menempel ditubuh dan mengalir mengikuti arus nafsu yang menggebu. Dengan posisi 69 kami saling menghisap kemaluan tanpa malu-malu, memanjakan dengan rangsangan serta saling memuja dan memuji.
EMUAH…EMUAAAAAAAAAAAACH…SLUUUUUUUUUURRRPPP… suara becek di vagina dan hisapan penis beriring saling mengisi. Aaaaaaahhhhh…sangat indah dan penuh sensasi, kami rela berhianat demi setetes nikmat. Mendadak Hpnya berbunyi dan itu telepon dari Heri yang mengatakan telat pulang karena ada operasi gabungan untuk mengejar penjarah hutan. Aku tidak perduli dan terus menjarah hutan hitam istrinya dengan jilatan lidah dan hisapan bibir. OOOooohhh…ekspresi wajah Wiwik sangat menarik perhatianku, suaranya tertahan saat menjawab telepon karena menahan geli yang terus aku berikan tanpa henti.
Akupun mengambil inisiatif untuk menambah sensasi dengan memasukkan penisku kedalam vaginanya yang tembem. Dengan setengah memaksa aku membuka pahanya lebar-lebar dan menempatkan penisku tepat didepan bibir vaginanya yang sudah becek oleh lendir. Wiwik tidak kuasa menolak dan melarang, hanya kepalanya yang menggeleng tetapi aku tidak perduli dan mulai menekankan palkon ke bibir vaginanya.
BLESSSSSSSSSSS….BLEEEEEEEEEEEEEEEEEEEESSSSSSSSSS SSSSSSS…..
‘Aduuuuhhh…teriak Wiwik membuat Heri bertanya-tanya
‘mmmm…sakit ini Mas, di gigit nyamuk! Alasan Wiwik menjawab suaminya
Buru-buru Wiwik berpamitan kepada suaminya karena mengantuk dan Heri percaya saja dengan bualan istri cantiknya ini. Dengan marah dan gemas Wiwik meremas putingku sebagai tanda protes terhadap kelakuan jailku. Aaaaaaaahhhhhhh…desisnya saat mulai meresapi nikmat yang keluar masuk ke vaginanya. pinggul Wiwik menggeliat menahan nikmat dan melingkarkan kakinya di pinggangku.
‘enak banget pistolmu Mas…mmmmm…beruntung banget Mbak Wati! Puji Wiwik
“aku juga beruntung, mendapatkan adik ipar secantik dan secinta kamu! Rayuku
PLAK…PLAKKKK…PLAAAAAAAKKKK…PLAK… suara becek dan benturan dipantatnya memecah kesunyian malam, untungnya Winda memutar TV dengan kencang sehingga sedikit mengurangi gemuruh nafsu kami. Goyangan terus aku berikan, semakin cepat, semakin kuat, semakin dalam, terus dan terus hingga membuat kami bermandikan peluh.
‘aaaaaaaaaaaaahhhhh…aku sampai Masssssss…desisnya menyambut badai orgasme
“Ooohhh…i love you cantiiiikkk! Bisikku memanja
Siraman lendir dari letupan orgasme semakin membuat becek vaginanya, membuat laju penisku semakin ringan dan cepat membuat suasana kamarnya semakin gaduh. Uuuuuhhhh…hampir saja aku menyemprotkan spermaku, untung aku bisa menahan sehingga bisa menambah durasi persetubuhan ini. Akupun meminta Wiwik berposisi wot sekalian membuat penisku sejenak beristirahat.
BLESSSSSSSSSSSSSSSSSSS…. sekali masuk, penisku langsung amblas ditelan vaginanya Wiwik bulat-bulat. Pinggulnya meliuk, memutar dan bergerak naik turun teratur dengan tempo yang relatif cepat. Aaaaaaahhhhh…kucoba mengerem goyangan memutarnya dengan meremas kedua toketnya sambil mencubit putingnya tetapi hal itu justru semakin membuat goyangan sexnya bergerak liar, semakin cepat dan semakin berasa,
“AUW…AUUUuwW…sayang hampir crot nih!! Kataku meringis
‘dikit lagi ya Mas,…jawabnya sambil mempercepat goyangan memutarnya
AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHGG… akhirnya kami mendesah bersamaan dan beberapa detik kemudian kami saling menyemprotkan lendir orgasme masing-masing. CROT…CROOT…CROOOTTT…
Spermaku yang kental tertelan sepenuhnya di dalam vaginanya, begitu hangat, begitu banyak dan yang pasti membuat prasati di hatinya Wiwik bahwa ini bukan ilusi melainkan nyata adanya. Sambil berpelukan erat kami saling memuji, sedikit bermanja-ria dan bercumbu hingga tanpa terasa kamipun ketiduran dengan berbugil ria serta terbangun menjelang detik-detik subuh. Sejak hari itu kami saling mencari kesempatan untuk berbagi birahi, kadang pagi, siang, sore bahkan juga tengah malam. Semua kami lakukan dengan aman dan rapi…
Mungkin sudah kodratnya bagi manusia untuk tidak pernah puas dengan apa yang di dapatnya, seperti aku yang telah menikah dengan Wati tetapi masih berselingkuh dengan Wiwik yang merupakan adik iparku. Bercinta dengan 2 wanita cantik ternyata itupun tidak cukup bagiku, perlahan seiring dengan berjalanya waktu aku masih saja melirik Adik Iparku yang paling bungsu namanya Winda, dia masih duduk dibangku SMA tetapi soal bodi dia tidak kalah dengan kedua kakaknya bahkan bisa dibilang dialah yang tercantik diantara kedua saudara kandungnya.
Hingga pada suatu hari, Winda yang kulihat baik dan alim ternyata mendapatkan skorsing dari sekolahnya karena terbukti membawa beberapa keping DVD porno. Surat panggilan kepada wali murid pun Dia berikan Kepadaku, dia mengaku DVD tersebut milik temanya yang sengaja dimasukkan kedalam tasnya. Dalam hati aku mempercayai perkataanya, karena selain pendiam Winda juga tergolong alim, taat beribadah dan selalu berpakaian tertutup. Tetapi karena ada modus dihatiku akupun bersikap tegas seperti layaknya seorang polisi.
Dengan kata-kata keras dan menekan aku memojokan Winda sebagai gadis munafik, mempermalukan keluarga dan mengancam akan mengadukan masalah itu kepada kedua kakaknya Wati dan Wiwik. Tidak ada lagi kata yang terucap darinya, semua pembelaanya aku mentahkan dengan mudah apalagi dengan adanya bukti surat pemanggilan dan kepingan DVD bokep yang tersimpan di ruang guru BP maka akupun menang dan berhasil memaksa Winda untuk mengakuinya.
“jika kamu tidak mengakui semua ini, aku tidak mau datang ke sekolahanmu! Biar kakakmu saja yang kesana…kataku setengah mengancam
‘iya…katanya lirih sambil menundukkan kepala
Tetes air mata tidak dapat terbendung, airmatanya mengalir membasahi pipi putihnya yang perlahan memerah malu. aku kasihan tetapi juga ingin meloncat kegirangan merayakan kemenangan ini, semua berjalan lancar dan tidak sesulit yang aku bayangkan. Dengan pelukan erat dan belaian ringan aku meminta maaf karena sudah berkata kasar, menenangkanya dan memintanya untuk berhenti menangis agar tidak diketahui kedua kakaknya. Mendadak tangan Winda melingkar di pinggangku memberikan pelukan yang membuatku semakin tidak sabar untuk meminta lebih, entah karena lega aku mau datang kesekolahnya atau karena nyaman dengan sikapku aku tidak perduli.
Esoknya aku datang menemui Bu Vera, guru BP sekaligus wali kelas Winda untuk bertindak sebagai wali murid. Tidak kusangka Bu Vera mempunyai tubuh yang sexy, bohay dan penuh eksotika walaupun sedikit agak pesek hidungnya. Entah apa yang kupikirkan, dengan bahasa vulgar aku mengakuinya sebagai pemilik DVD itu dan meminta maaf karena kecerobohanku hingga akhirnya DVD itu ada di dalam Tas Winda. Akupun di omeli habis-habisan, tetapi semua itu tidak berlangsung lama. Sesaat setelah melihat seragam pol*si yang aku kenakan dibalik jaket, perlahan Bu Vera menurunkan nada suaranya, menghela nafas panjang dan berujung pada kata-kata bijak untukku.
‘Maaf Pak, sebaiknya Bapak simpan ini ditempat yang aman! Winda siswi berprestasi, tolong arahkan dia ke hal-hal yang positif! Katanya sambil menyerahkan 5 keping DVD porno
“terima kasih Bu, kalau boleh aku ingin meminta nomer telepon Ibu agar aku bisa mengontrol dan mengawasi Winda setelah skorsing ini! Kataku merayu padahal sejak detik itu aku menetapkanya di daaftar target operasiku
‘dengan senang hati Pak, silahkan dicatat 08123408XXXX… jawabnya dengan senyuman
Akupun berpamitan pulang dan langsung menuju rumah untuk melanjutkan aksi pendekatan terhadap Winda. Kalau sudah rejeki, tidak akan lari kemana…. gumamku dalam hati ketika menyadari bahwa Wati dan Wiwik pergi kondangan kerumah sepupunya dan hanya menyisakan Winda yang sedang berdiam diri di dalaam kamar menjalani masa skorsing. Akupun berfikir cepat dan tepat untuk memberikan hukuman kepada Winda, hukuman yang menguntungkan aku tentunya.
“Wiiiiinnn,…Windaaaaa…buruan kemari! Teriakku
‘iyaaa…iya Mas, ada apa? Jawabnya dengan lumayan keras
“ini…putar DVD ini! Perintahku sambil menyodorkan DVD porno
‘tapi…itu kan… katanya coba menolak
“aku ingin lihat DVD apa yang sudah membuatku malu ini! Kataku membentak
‘iiii…iyaaaa….jawabnya
Begitu layar TV menyala, terpampanglah sebuah adegan dewasa yang menurutku sangat sesuai dengan kondisi yang saat itu ada dirumah itu. Film itu menceritakan tentang bagaimana seorang anak jepang dipaksa melayani ayahnya namun ujung-ujungnya mereka saling menikmati. Timbul ide gila dalam otakku untuk memberikan hukuman kepada Winda karena sudah membuatku malu di sekolahnya.
“kamu tahu tidak, semua guru disekolahmu menatap aku dan mencibir aku karena tidak mampu mendidik dan mengawasimu! Kataku asal
‘mmmm…maaaf Maassss…jawabnya lirih
“itu lihat filmnya, jangan menunduk terus! Kenapa kamu tidak mau melihat?? Tanyaku
‘jorok Mas…jijik banget! Jawabnya sambil tetap menundukan kepala
Hal itu cukup membuatku kesal, harapanku dengan menonton bokep akan membuatnya sedikit terangsang dan memudahkan aku untuk menikmati tubuhnya. Dengan cara halus tidak berhasil, terpaksa harus main kasar! Gumamku dalam hati. Aku bergegas menuju kamar untuk berganti baju dengan hanya mengenakan celana boxer pendek dan kaos. Hemmmm….rupanya malu-malu mau? Gumamku saat mendapati Winda sesekali melihat ke monitor TV yang penuh adegan mesum, hal itu serta merta membuat semangatku semakin membara untuk terus berusaha menaklukanya. Akupun mengambil sebuah borgol dan aku selipkan di pinggang sambil berjalan santai menghampiri Winda yang kembali menundukkan kepala.
Setelah yakin semuanya aman, akupun memaksa Winda untuk memakai borgol di kedua tanganya serta menempatkanya di bagian belakang. winda meronta hebat, mengumpat dan mengeluarkan semua caci makinya tetapi aku tidak perduli, terus berusaha dan berusaha terus hingga akhirnya Winda menyerah karena kehabisan tenaga.
‘lepas Mas, apa-apaan ini…jika tidak segera melepaskan ini (borgol) aku akan berteriak! Ancamnya
“silahkan aja teriak…biar semuanya tahu! Aku akan bilang pada kakakmu kalau kamu diskors tidak boleh masuk sekolah karena kedapatan membawa DVD porno. Ancamku
“dan asal kamu tahu, Bu Vera (guru BP) menyerahkan pengawasan kamu kepadaku dan akan mengeluarkanmu dari sekolah jika aku melaporkan bahwa kamu tidak bisa berubah serta dapat mempengaruhi siswi lainya!! Kataku membohonginya
“kamu tidak pantas memakai ini! Kataku sambil menarik jilbabnya .
Winda mendadak terdiam, airmatanya berlinang dan tidak ada lagi perlawanan saat aku menariknya mendekati TV. Aku memaksanya melihat setiap adegan porno yang semakin memanas dan memastikanya tidak menutup mata karena aku terus memegangi kepalanya agar tidak menunduk. Aroma shampoo dan parfumnya begitu menyengat hidungku, merasuk dan mengalir mengiringi aliran darahku yang semakin cepat. Sekitar sepuluh menit kemudian, perlahan aku melepaskan pegangan tanganku di kepalanya karena Winda terlihat mulai menikmati adegan bokep.
Entah apa yang ada dipikiranya, mungkin dia sudah mulai menikmati dan terangsang tetapi malu denganku aku tidak tahu yang jelas sesekali Winda tampak menghela nafas panjang dan menelan liur dengan tangan menggenggam erat. Ini saatnya! Bisikan setan terngiang keras di telingaku dan bersama itu tanpa Winda sadari aku memelorotkan celana boxerku sedikit demi sedikit hingga akhirnya sampai diujung mata kaki. Oooooohhhh…terlihat jelas penisku mengeras dan memanjang sejadi-jadinya dengan otot kekar yang melintang.
“bagaimana…bagus kan? Bisikku mengejutkanya
“jauh lebih baik jika kamu melihat langsung! Kataku sambil menunjukkan penisku
‘Mas…jangan keterlaluan…katanya
Tak ingin berdebat lagi, buru-buru aku menyumpal mulutnya menggunakan celana boxerku dan memeluknya erat-erat dari belakang sekaligus untuk memegangi tubuhnya agar tidak meronta. AAAAaahhhhh…walau dengan memaksa namun kurasakan tangan Winda sangat menggugah birahi, dengan tetap terborgol aku menempatkan penisku diantara kedua telapak tanganya. Winda menurut saja saat penisku aku goyangkan maju mundur tetapi itu hanya sebuah trik, disaat aku merem-melek menikmati kehangatan tanganya dengan cepat Winda memegangi penisku kuat-kuat dan menjepitkanya dirantai borgol. ADUUUUUUUHHHH…KURANG AJAAAR!! Teriakku sambil mendorongnya kedepan hingga membuatnya terjerembab kelantai.
“dasar tidak tahu diuntung,…suka main kasar rupanya!?? Kataku dengan suara keras
“baik…ayo bermain kasar! Kataku sambil berdiri memegangi penisku yang nyeri
Akupun menarik Winda menuju kamar mandi dan segera menyiraminya dengan air hingga membuatnya terengah karena kesusahan mengambil nafas. Terus dan terus hingga akhirnya Winda lemas tidak kuat menahan beban tuibuhnya. Setelah yakin tidak ada perlawanan, aku yang sudah terlanjur emosi bercampur birahi tingkat tinggi memapah Winda menuju kamar. Buru-buru aku melepaskan borgol ditangan kananya dan kembali memasangnya ke jeruji tempat tidur.
“jangan takut,…enak kok…mending kamu nikmati aja karena akan percuma kalau kamu melawanku! Kataku layaknya seperti pemerkos profesional
“jangan mikir macam-macam… biar aku yang menanggung dosanya, kamu tinggal menikmati! Kataku mengakhiri basa-basi
Setelah melepaskan kaos yang melekat ditubuhku, dengan cepat aku juga melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuhnya termasuk BH dan CD. Wow…fantastis! gumamku dalam hati melihat pemandangan yang sangat jarang kutemui. Terlihat jelas kedua toketnya membulat sempurna dengan puting yang masih malu-malu dan memerah. Hemmmm…yang spesial adalah vaginanya yang tembem tanpa tertutupi rimbunya jembut, seperti baru saja dicukur. Suara sesenggukan dan derai air mata Winda tidak mampu memadamkan gelora nafsuku dan tanpa ampun akupun langsung menciumi lehernya dengan buas. Emuah…emuah…emuaaachhhh… jilatan dan gigitan bergantian mengiringi ciumanku, bahkan hisapan kuat juga aku daratkan di leher jenjangnya. Aaaaaaaahhhhh…benar-benar istimewa! Gumamku memuji kesempurnaan tubuhnya.
Setelah meninggalkan jejak bibir dilehernya, aku melanjutkan ciumanku menuju bongkahan toketnya yang berasa semakin kenyal karena terangsang. Dengan penuh rakus aku mengenyot dan meremas toketnya, sambil tangan kiriku mulai mengelus vagina tembemnya. Aaaaaahhhh… sangat nikmat rasanya, melebihi tubuh istriku, Wati ataupun Wiwik, sungguh anugerah buatku. Lirih kudengar desis dari mulutnya yang kini telah tidak tersumpal, lenguhan panjang dan cengkeraman kuat di punggungku menyusul kemudian.
‘mmmmm…Uuuuhhhhh…Masssss…ampuuuuunnnnn! rengeknya tidak aku pikirkan
‘aaaaaahhh…geliiiiii….cukup Masssss…jangan perkosa aku…ibanya tetap aku cuekin
‘aku masih perawan mas,…aku mohooooonnnn…aku mau ngelakuin apa aja asalkan jangan ambil keperawananku! Katanya sambil menjambak rambutku
“benar?? Baik…aku pegang kata-katamu! Kataku melepaskan ciumanku dari mulutnya
“oke…sekarang ikuti semua yang aku suruh dan aku tidak akan merenggut keperawananmu! Timpalku sambil memikirkan ide baru
Akupun melepaskan borgol dari tanganya, aku turun dari atas tubuhnya dan duduk diantara kedua pahanya yang terbuka memamerkan vagina merekahnya. Akupun memintanya bersikap mesra layaknya gaya bercinta sepasang kekasih dan menjamin “aku tidak akan memasukkan penisku kedalam vaginanya”. dan benar saja, walaupun dengan agak terpaksa namun perlahan sikapnya mulai intim denganku. Saling mencium, membelai dan merangsang mulai kurasakan darinya… aahhhhhh…semakin indah untuk dinikmati! Teriakku dalam hati.
“ditempelin aja ya…yang penting tidak masuk! Bisikku membujuk yang dia jawab dengan anggukan
Aaaahhhhh…kini Winda duduk diatas penisku, memelukku erat-erat sambil menempekan dadanya ke dadaku. Hemmmm…toketnya sangat mengganjal, empuk, hangat dan kenyal menyatu dengan dadaku. Mmmmuuuaaach…emuah…emuah…emuah… Winda mulai panas dan menyerangku dengan ciuman dan hisapan, bahkan tanpa sungkan mulai melumat lidahku dan bertukar ludah.
“kamu sering main dengan pacarmu ya? Tanyaku lirih
‘enggak…Cuma ciuman aja! jawabnya jujur
“tapi kok…ciuman kamu hebat banget, melebihi kakakmu! Kataku memujinya
‘kan…sudah Mas ajari! Katanya mengejutkan aku
Jawaban itu menunjukkan bahwa selama aku paksa dan aku perkosa, ada sebagian kecil dari hatinya yang menikmati, menyukai atau bahkan mengharapkanya. Dan dari bekal itu, aku mulai mencari tahu apa yang dipikrkanya tentangku. Dengan penuh keterkejutan, aku mendengar bahwa dia mengagumiku dan menyukaiku sebagai sosok yang di idamkan tetapi sejenak hilang saat aku melakukan pencabulan ini.
“hisap punyaku ya…pintaku sambil mengarahkan wajahnya kearah penisku
‘mmm…gede banget apa muat mas?! Tanya Winda
“coba aja…kataku sambil mengarahkan penisku menuju mulutnya yang mulai menganga
Emuah…emuaaaaaacchh…Sluuuuuuuuuuuuuurrrrpppp.. .emuah..emuah… ciuman basah bibirnya membuatku terbang melayang di awang, sangat lembut, nikmat dan semakin membakar syahwat. Aaaaahhhh…walau belepotan dan beberapa kali nyangkut di gigi, namun terasa sangat berbeda dan belum pernah aku merasakan hisapan yang sedahsyat itu. Hisapanya sangat kuat, ludahnya sangat licin, begitu hangat dan ujung lidahnya pandai menari mengelus setiap inci penisku.
“aaaaaahhhh…sayaaaaaanggg…kamu hebat banget! pujiku
“mmm…seandainya…aku belum menikahi kakakmu, kamu mau tidak menjadi istriku?! tanyaku merayu
‘mmmmmmm! jawabnya setengah bergumam pertanda mau
Tak ingin kehilangan momentum, akupun segera ber-69 style agar nafsu yang telah bersemi kian menjadi. Uuuuuughhhh…vaginanya cukup basah dan semakin terlihat merekah merah hingga menggoda lidahku untuk buru-buru mencicipinya. Emmm…aaaaahhhh…uuuhhhh… kami saling melenguh, mendesah dan mencumbu dengan penuh nafsu. Aaaaahhhh…desahan Winda semakin menjadi saat lidahku mulai membelai bibir vaginanya dan menyusup menyapu ruang dalam vaginanya yang kian membasah. Mmmm…aku yang semakin gemes, secara spontan menghisap vaginanya dan memijit-mijit bibir vaginanya dengan bibirku. ‘aaaaahhhhh… mmmmm…maaaaaasssssss….geliiiiiii i…rengeknya memanja
Tanpa jijik aku membuka vaginanya dengan jemari dan menyusupkan lidahku kedalamnya, lumayan asin dan itu menjadi bumbu tersendiri untuk nafsuku yang kian menggebu. Keluar masuk aku gerakkan lidahku dengan cepat membuat Winda menggelinjang hebat menahan geli hingga tanpa sadar penisku di gigitnya. AAAUUUW….teriakku menahan ngilu, mendengar itu Winda mengeluarkan penisku dari mulutnya dan mengelus palkon dengan penuh manja sambil sesekali menjilati ujungnya tanda penyesalan.
Perlahan namun pasti Winda mengalir kearah samudera nafsu dan melupakan posisinya yang sedang aku perkosa. Aku tertawa dalam hati karena wajahnya yang merona merah, malu-malu mau dan sok alim. Puas memainkan vaginanya dengan lidah, akupun memintanya berposisi WOT dengan menduduki penisku tepat di belahan pantatnya. Maju mundur aku gerakkan pantatnya selaras dengan lipatan pantatnya yang menghimpit. Aaaahhhh…ahhhh…aaaaahhhh… desahnya menahan geli dan nafsu, karena penisku dan vaginanya terus-terusan menempel dan bergesekan hingga memercikkan gairah nafsu yang membumbung tinggi. Sengaja aku hanya menggesek-gesekkan dan mempermainkan gairahnya yang meledak-ledak tidak sabaran dengan harapan dialah yang menuntun penisku masuk sesuai dengan janjiku yang tidak akan memasukkan penisku.
‘aaaaahhhh…Massss….aku…akuuuu…Uuuuugghhhhh …aaaaahhhhh…rengeknya sambil menciumi leherku dengan buasnya
“enak kan?? Jika kamu mau…kamu bisa kok merasakan yang lebih nikmat dari ini! Bisikku lirih sambil meremas kedua toketnya
Tanpa sepatah katapun tiba-tiba tangan kanan Winda kebelakang dan mengelus palkonku yang masih terhimpit pantatnya, terus dan terus sambil mengocoknya perlahan. Satu…dua…tiiigaa… seperti dugaanku, pantatnya pun diangkat diarahkan tepat di posisi penisku yang berdiri tegak dan keras. BLESSSSSSSSSSSS….AAAAAAAAAAAAAAHHHHH… desahnya setengah merintih dengan tangan mencengkeram dan menjambak tanganku. Untuk sesaat Winda terdiam, mencoba mengatur nafas karena vaginanya enuh sesak oleh penisku.
“mmmm…vaginamu enak banget Win…aku suka! Bisikku memujinya
‘auw…Ooohh..gede banget mas, periiihhhh… katanya lirih sambil menggigit leherku
“goyangin perlahan biar vaginamu terbiasa! Bisikku sambil menekan pantatnya
Maju-mundur Winda mulai menggerakkan vaginanya keluar-masuk mengocok penisku yang berurat kasar dan keras. Dengan lendir yang membanjiri vaginanya, dalam hitungan menit vagina Winda mulai terbiasa dengan kehadiran penisku. Terasa seluruh bagian penisku terhimpit sempurna, menggesek dinding vagina dan mengedut seakan terhisap lebih dalam. Ah…ah..ah… kami mulai berpadu dalam desah, bersatu dalam gairah dan berpacu dengan waktu karena takut ketahuan istriku sekaligus kakaknya.
‘Ooohhh…mmmmm…owh…ouugh…aaaaaaaahhhhh…de sisnya sambil merem-melek
“enak kan? Ayo goyang lebih cepat lagi! Pintaku
ZLEEEBBBB…ZLEEEEEBBBB…ZLEEEBB…PLAK…PLAK… PLAAAAAAKKK… suara becek vaginanya berduet dengan suara pantanya menumbuk peurku. Sangat enak dan semakin membuatku melayang jauh. Terus dan terus, layaknya seorang cowboy Winda menari diatas perutku dan semakin liar saja. Aaaaaaahhhhh…untuk sex pengalaman mungkin sangat penting namun tidak selalu menjadi yang utama, Winda adalah salah satu contohnya dengan hanya menonton bokep dia mengalir mengikuti naluri kewanitaanya dan sangat ekspresif dalam menggenjot penisku. Aaahhh… desahan yang kutahan akhirnya keluar dengan jelas, memecah keheningan rumah yang kosong.
“sayaaang…kamu hebat banget! pujiku sambil melumat toket kirinya
Senyuman manja menjawab tanyaku, dengan genit dan bernafsu Winda mempercepat kocokanya terus dan terus hingga membuat penisku terasa panas karena belum ada tanda-tanda akan muncrat. Karena takut ada yang datang, akupun mengambil inisiatif untuk berdoggy style dan mengambil peran utama. Dengan mudah penisku masuk menyeruak bibir vaginanya yang memang sudah melongo seperti goa. PLAKKK…PLAK…PLAK…PLAAA…AAAKKKKK… suara pahaku menyodok pantatnya yang merona merah. UUUuuuuhhhh… tidak ada lagi pemaksaan, malu-malu ataupun ragu, kami saling mengisi dan berbagi ekspresi agar saling menikmati.
AAAAAAAAAAAAAAAAHHHH… cairan vaginanya kembali meluber menandakan Winda mencapai orgasmenya yang ketiga. Maju-mundur keluar-masuk penisku terus mengaduk-aduk ruang di vagina beceknya hingga menimbulkan suara kecipak yang keras. Mendadak sekujur tubuhku mengejang hebat, tampak seperti kram dan juga kesemutan hingga membuat pandanganku gelap. Jujur aku baru sekali mengalaminya dan akhirnya dalam hitungan menit kedutan demi kedutan kurasakan semakin cepat di sekujur penisku. Tak mau mengambil resiko, akupun mencabut penisku dengan cepat dan membalikkan tubuh Winda menjadi terlentang di bawahku. Buru-buru aku menyodorkan penisku kearah mulutnya namun Winda mencoba menolak karena merasa jijik melihat penisku berlumuran cairan vaginanya yang kental.
“ayooo…sayaaaanggg…hisaaaaaaaaapppp!! pintaku merengek
‘tapi…anuuu…jawabnya sambil emnggeleng
Tak mau kehilangan momen akupun menutup hidungnya dengan kuat hingga memaksanya membuka mulut untuk bernafas dan akhirnya akupun memasukkan penisku kedalam mulutnya. AAAAAAAaahhhhh… maju-mundur aku gerakkan perlahan, terus dan terus hingga berasa menthok di tenggorokanya. Uhukkk..Uuuuhuuukkk…Winda tersedak penisku dan terbatuk-batuk. Bersamaan dengan itu, penisku menyemprotkan sperma dengan derasnya…CROT…CROOOOOOOTTTT… CROT…CROOOOTTT… AAAAAAAAHHH…AHAHHHHAAAHHHH… hampir semua spermaku tertelan masuk ke tenggorokanya, sebagian lagi keluar dari hidung dan sisanya merembes keluar di sisi bibirnya.
AAAAAAAAAAAAHHHH…MMMmmm… untuk beberapa saat aku terdiam, mataku memejam menghayati kenikmatan yang baru saja ku capai. Setelah kurasa cukup bersih akupun kembali menarik mundur penisku dari dalam mulutnya dan berbaring di sisihnya. Kulihat Winda masih terengah, matanya berlinang dan tubuhnya lemah karena lelah.
“kamu sangat hebat…i…love…youuuu… bisikku sambil membelai rambutnya
‘apa ini gak berlebihan Mas?? Tanya Winda seakan baru sadar apa yang baru saja terjadi
“MMmmm…jangan bahas itu, mending membahas kita aja…antara kau dan aku! Kataku mengalihkan pembicaraan.
Walau bermandi peluh aku tetap merengkuh tubuhnya erat-erat, menciumi toket ranumnya dan menjelajahi lehernya dengan ujung lidahku. Untuk beberapa saat kami tetap berpelukan, berbincang dan sedikit bermanja-manjaan. Dari situ aku menjadi tahu bahwa DVD Porno itu benar-benar bukan miliknya tetapi milik Nessa dan Mega, teman sekelasnya yang memang terkenal nakal dan liar.


Anda Hobi Taruhan Bola atau anda hobby bermain casino ? Kami hadir untuk anda, AGEN JUDI TERPERCAYA,jadi member dan BUKTIKAN sendiri
Nikmati Promo menarik dari redwinbet:

Untuk keterangan lebih lanjut ,Silahkan hubungi CS kami ONLINE 24jam
YM: cs@redwinbet .com
Skype: cs@redwinbet .com
PIN BB: 597BBB11