Senin, 11 Juli 2016

Pelet Sex Membawa Nikmat


Cerita Dewasa,Cerita Panas,Cerita Sex,Agen Judi Bola,Terpercaya,Terupdate

redwinbet.com

Cerita Dewasa -Sekilas tentang dirimu yang lama kunanti memikat hatiku. Janji yang pernah terucap tuk satukan hati kita namun tak pernah terjadi.
Miftah ditugaskan sebagai pimpinan unit sebuah bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dengan suaminya yang bekerja sebagai dosen dan pengusaha di kota. Miftah menyewa sebuah kamar paviliun yang dihuni oleh seorang perempuan tua yang anak-anaknya pada ke kota semua.

Cerita Panas-Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yang dapat di terimanya dari para bawahannya di kantor. Miftah pulang pergi ke kantor selalu menumpang dokar (delman) yang dimiliki oleh tetangganya yang bernama Parto, kebetulan Parto telah kenal baik dengan Mak Martinah pemilik rumah yang ditempati Miftah. Parto seorang duda yang berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tidak memiliki anak.

Cerita Sex -Jarak rumah Parto dan Miftah memang jauh sebab di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Miftah, maka secara lambat laun ada perasaan suka Parto terhadap Miftah namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Parto karena ia tahu Miftah telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Miftah selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Parto tidak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.

Parto setiap hari selalu melihat sosok keelokan tubuh Miftah tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang birahinya selalu minta dituntaskan saat bersama Miftah diatas dokarnya. Kemudian timbullah pikiran licik Parto dengan meminta pertolongan seorang dukun, ia berkeinginan agar Miftah mau dengannya. Atas bantuan dukun itu, Parto merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian dukunnya.

Agen Judi Bola-Siang saat Miftah menumpang dokar, Parto melihat paha Miftah yang putih mulus itu, kejadian itu membuat birahi Parto naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yang longgar sehingga kejantanannya yang menonjol terlihat oleh Miftah, Parto malu dan berusaha membuang muka, sedang Miftah merasa tidak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa batang kemaluan Parto itu memang besar dan panjang tidak seperti milik suaminya.

Ia tahu pasti kalau bercinta dengan Parto akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yang jauh berbeda saat bercinta dengan suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dengan suaminya agak berkurang dan suaminya cepat selesai, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yang dia harapkan dari suaminya tidak dapat Miftah nikmati.

Sedang kalau ia melihat sosok Parto tidaklah sebanding dengannya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yang tidak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Parto yang bergelimang dengan kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Miftah butuh bantuan Parto mengantar jemput, ditambah Parto memang baik terhadapnya.

Kalau dilihat sosok Miftah, ia seorang perempuan karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dengan Krisna, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dengannya dan menjamah buah dadanya yang montok dan seksi.

Dengan berbekal pelet yang diberikan gurunya, Parto mendatangi rumah Miftah. Malam itu gerimis dan Parto mengetuk pintu rumah Miftah. Kebetulan yang membukakan pintu adalah Miftah yang saat itu sedang membaca majalah.
“Eee.. Bang Parto tumben ada apa Bang?” tanya Miftah.
“Ooo.. saya ingin nonton acara bola sebab saya tidak punya televisi apa boleh Bu Miftah?” jawab Parto.
“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Miftah menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.
“Sebentar ya Bang?” Miftah ke belakang, membuatkan minum untuk Parto. Parto duduk diruangan itu sambil melihat televisi.

Tidak berapa lama Miftah keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Parto minum. Saat itu Parto sempat terlihat belahan dada Miftah yang mulus sehingga Parto berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Miftah. Sambil minum Parto menanyakan,
“Mak Martinah mana Bu, kok sepi aja?”
“Ooo Mak Martinah sudah tidur,” jawab Miftah.
“Bagaimana kabarnya Bang?” Miftah membuka pembicaraan.
“Baik-baik saja,” jawab Parto sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Parto berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Miftah sedang asyik membaca majalah. Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Parto berusaha mengajak Miftah bicara tentang rumah tangga Miftah dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Miftah terangsang.
“Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Parto.
“Lho malu saya Bang, soalnya suami saya sibuk dan saya juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami saya selalu egois dalam bercinta.” jawab Miftah menjelaskan.
“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Parto.
“Jangan ngomong itu dong Bang, saya malu masa rahasia kamar mau saya omongin ama Abang?” jawab Miftah.
“Bu Miftah, saya tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Parto berkata dengan nada terangsang.
“Haa.. dengan siapa?” jawab Miftah,
“Sedang Krisna suamiku di kota,” timpalnya.
“Dengan saya..” jawab Parto.
“Haa gila! masa saya selingkuh?” Miftah menerangkan sambil mengeser duduknya. Parto merasa yakin Miftah tidak menolak jika ia memegang tangannya.
“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Martinah.” Miftah mengeser duduknya.
“Oooh.. Mak Martinah udah tidur tapi..?” jawab Parto memegang tangan Miftah dan mencoba memeluk tubuh mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Parto Miftah beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Parto tadi telah mengundang birahinya. Ia biarkan Parto ikut ke kamarnya. Saat berada di kamar, Miftah hanya duduk di pingir ranjangnya dan Parto berusaha membangkitkan birahi Miftah dengan meraba dada dan menciumi bibir Miftah dengan rakus sebagaimana ia telah lama tidak merasakan kehangatan tubuh perempuan.

Parto berusaha meremas dada Miftah dan membuka blous tidur itu dengan tergesa-gesa, ia tidak sabar ingin menuntaskan birahinya selama ini. Sementara mulutnya tidak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Miftah turun ke dada yang masih ditutupi BH pink itu. Sementara Miftah hanya pasrah terhadap perbuatan Parto, ia hanya menikmati saat birahinya ingin dituntaskan.

Kemudian tangan Parto membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yang putingnya telah memerah karena remasan tangan Parto. Dengan mulutnya, Parto menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Parto berusaha membuka CD Miftah dan mengorek isi goa terlarang itu. Partopun telah telanjang bulat lalu ia meminta Miftah untuk mengulum batang kemaluannya, Miftah menolak karena batang kejantanan Parto panjang, besar dan baunya membuat Miftah jijik.

Dengan paksa Parto memasukan batang kejantanannya ke mulut Miftah dengan terpaksa batang kejantanan itu masuk dan Miftah menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Parto. Partopun tidak ketinggalan dengan caranya ia memainkan lidahnya di liang keperempuanan Miftah, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan liang keperempuanan itu dan dijilatinya dengan telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Miftah klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Parto. Saat lebih kurang 20 menit Partopun memuncratkan maninya ke mulut Miftah dan sempat tertelan oleh Miftah.

Kemudian Parto mengganti posisi berhadap-hadapan, Miftah ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Miftah dengan menekuk tungkai Miftah ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Miftah kedua kalinya Partopun meremas buah dada Miftah dan mengorek isi liang keperempuanan Miftah yang telah memerah itu, lalu Miftah kembali dapat dinaikkan birahinya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi.

Bagi Parto inilah saat-saat yang di tunggu-tunggunya, paha yang telah terbuka itu ia masukkan batang kejantanannya dengan hati-hati takut akan menyakiti liang keperempuanan Miftah yang kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya batang kejantanannya dapat masuk dengan pelan dan ini sempat membuat Miftah kesakitan.
“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Miftah.
“Sebentar ya.. Mif sedikit lagi,” kata Parto sambil mendorong masuk batang kejantanannya ke dalam liang keperempuanan sempit itu. Dengan kesakitan Miftah hanya membiarkan aksi Parto itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Parto supaya Miftah tidak kesakitan.
“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Miftah dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Parto menyemburkan air kenikmatannya dalam liang keperempuanan Miftah sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Miftah hingga pagi.

Permainan mesum itu berlangsung tiga kali dan membuat Miftah serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tidak kuat dan energinya terkuras oleh Parto malam itu.

Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Miftah telah berada dibawah pengaruh pelet Parto dan saat suaminya datang Miftah pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tidak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Parto yang memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya.

Miftahpun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Miftah memasang jadwal dengan suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Parto tahu Benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dengan Miftah sedang dengan suaminya Miftah hanya sekali 20 hari dan tidak rutin.

Akhirnya anak Miftah lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Miftah pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tidak ada kemiripan anaknya denagn Krisna yang ada hanya mirip Parto. Sejak Miftah berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Parto menyempatkan diri untuk berkencan dengan Miftah karena Miftah sudah tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Parto.

1 komentar:

  1. Anda mencari BO terbaik dan terpecaya
    bergabung saja di Togel pelangi
    Bandar Togel Online Terbaik dan Terpecaya
    Info lebih lanjut silakan hubungi CS kami...
    Telp : +85581569708
    BBM : D8E23B5C
    Line : togelpelangi
    Skype: Togel Pelangi
    Link: http://www.togelpelangi.com/
    http://www.togelpelangi.com/

    BalasHapus